Namun, penolakan massa baru ramai menjelang drawing yang seharusnya dilaksanakan di Bali pada 31 Maret.
"Yang membuat kita batal jadi tuan rumah karena memang adanya penolakan, seperti diketahui ada government guarantee yang telah disepakati sehingga negara manapun diperbolehkan untuk bermain," ujarnya.
"Siapapun yang lolos kualifikasi maka berhak main karena FIFA menjunjung tinggi kesetaraan dan inklusivitas," tambahnya.
Pria yang juga pernah menjadi jurnalis itu mengkritik pihak-pihak yang menolak Israel menjelang penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023.
Menurutnya, lobi-lobi yang telah dilakukan mendekati jadwal turnamen sudah bukan waktunya dan sama saja dengan mempermainkan komitmen yang telah dibuat dengan FIFA.
"Kalau negosiasi jelang pelaksanaan drawing ini sama saja seperti mengerjai FIFA," ucap ia yang pernah meliput Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan itu.
Load more