Denpasar, Bali - Pandemi Covid-19 berdampak ke semua sektor usaha termasuk Umkm. Hal ini juga dirasakan salah satu UMKM tenun Bali binaan Bank Indonesia yang berada di Denpasar.

Selama pandemi, omset penjualannya sempat menurun drastis. Tak mau berlama-lama terpuruk dalam pandemi Covid-19, Anak Agung Indra Dipayanti, pemilik tenun Bali Agung Collection kemudian berinovasi membuat masker dari Tenun endek kombinasi dengan lukis.

Dengan kegigihannya, masker tenun endek miliknya mampu menembus pasar internasional. Ribuan masker telah diekspor ke 50 negara.

Meski pandemi mendera, dirinya tidak merumahkan karyawan. Masker yang sudah dikirim ke 50 negara inilah yang menurut Agung membuat bisnisnya bertahan di masa pandemi.

Anak Agung menjelaskan tenun miliknya merupakan usaha yang bergerak dibidang pengembangan desain tenun ikat pakan atau kain endek dengan teknik airbrush dan surface design.

Dalam pengembangan surface, desain lebih mengutamakan menggunakan warna-warna yang bernuansa tradisional berupa warna gold, silver, dan mutiara. Teknik yang digunakan menggunakan canting pijat.

Usahanya berdiri sejak tahun 2015 dengan produk unggulan surface design endek dengan menambahkan ornamen di atas tenun. Produk tenun Bali yang dijual dibanderol mulai harga 250 ribu rupiah hingga lima juta rupiah atau tergantung dengan model desainnya. (afr)