Jakarta, tvOnenews.com - Imam Supriyanto atau Mbah imam, Pendiri Yayasan Pesantren Indonesia ( Ypi) termasuk Al zaytun pun memaparkan bagaimana berdirinya pesantren yang kini sedang berada di tengah berbagai kontroversi tersebut.
Pada awalnya, Mbah Imam dan satu pendiri YPI lainnya, Sarwani mendirikan YPI dan Al Zaytun dengan alasan ingin membentuk kader dengan pendidikan formal yang nanti hasilnya dapat bergaul di lingkungan nasional maupun internasional.
“Kita memang memang pesantren, Jadi formal, semua izinnya formal, sekolahnya forma, kurikulumnya formal. Kita awalnya itu berafiliasi kepada kurikulum Gontor karena yang kita lihat alumni-alim belum di Gontor itu kan mumpuni, contohnya Pak Nurcholis Majid,” tutur Mbah Imam.
Mbah Imam melihat Gontor menjadi salah satu pesantren modern yang dapat mencetak insan-insan terbaik dan menjadi tokoh berpengaruh di Indonesia.
Dengan background sebagai pengusaha beras, Mbah Imam berhasil mendapatkan sokongan dana dari teman-teman sesama pengusaha lainnya.
Munculnya sosok Panji gumilang, menurut Mbah Imam karena Panji merupakan kawan Mbah Imam yang juga sama-sama pengusaha beras.
“Di tahun 2005 itu kita menambah personil badan pendiri yang pada waktu itu saya tinggal sendiri karena Pak Sarwani kan sakit terus meninggal. Akhirnya kita konsultasi kita berdua dengan pak Panji saya dengan pak Panji konsultasi kepada notaris,” ucap Mbah Imam.
Pada saat itu, Panji Gumilang pun masuk menjadi salah satu nama pendiri Al Zaytun. Menurut Undang-Undang yang baru, fungsi dan wewenang badan pendiri harus beralih ke badan pembina.
Maka saat itu dibentuklah susunan badan pembina yang diketuai oleh Panji Gumilang, dan juga beberapa anggota termasuk Mbah Imam. Total ada 13 orang badan pembina.
Pada saat itu, menurut Mbah Imam berut terlihat hal-hal yang kontroversial. Pendidikan berjalan sesuai dengan rencana awal.
Pada tahun 2010 Mbah Imam terpaksa harus istirahat karena kelelahan pengurus perizinan usaha sapi perah. Saat itu lah dirinya “ditendang” dari kepengurusan yayasan.
“Itu artinya sekian waktu itu ngurus impor perizinan dan sebagainya saya kelelahan. Akhirnya saya kena asam lambung saya istirahat di rumah beberapa saat, tiba-tiba saya dibel (telfon) oleh staf notaris ‘Pak Haji kenapa mengundurkan diri dari dari Yayasan?’” kata Mbah Imam.
Mbah Imam pun saat itu mengerti bahwa ada rekayasa seolah-olah ada rapat badan pembina yang menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri.
Saat itu pun Mbah Imam melaporkan permasalahan tersebut ke Mabes Polri dan masuk ranah pidana.(awy)