Jakarta – TNI Angkatan Laut mempersempit wilayah pencarian Kotak hitam atau black box Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.
Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182, Laksamana Pertama Yayan Sofyang mengatakan hal tersebut dilakukan untuk melokalisasi area pencarian karena titik Pesawat jatuh sudah diketahui.
“Kalau lokasi untuk pesawat terbang dan lain sebagainya itu sebenarnya sudah kita ketahui, namun demikian melokalisasi—mempersempit area untuk menemukan black box yang dimaksud. Nah ini kita dari mulai area 400 meter, sampai dengan 130 meter dan sebagainya, makin dipersempit,” ujar Yayan, Senin malam, 11 Januari 2021.
Namun pencarian itu dilaksanakan pada pagi hingga sore hari. Sedangkan di malam hari tim dari TNI AL terus menyisir lokasi dan mengumpulkan data dengan KRI Rigel.
“Pada malam hari kita melakukan sweeping kemudian diperoleh data-data dengan peralatan di KRI Rigel, siangnya kita melakukan penyelaman,” tambah Yayan.
“Jadi data awal yang diberikan itu sebagai referensi dive spot oleh penyelam TNI Angkatan Laut,” ungkap Dansatgasla.
Hal senada juga diungkapkan Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid. Dia mengatakan pihaknya mempersempit area pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh diperairan Kepulauan Seribu.
"Hari ini area pencarian bentuk segitiga, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter, dimana kami mendapatkan kantong puing pesawat," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Senin.
Rasyid menegaskan di hari ketiga pada Selasa (12/1), area pencarian akan semakin dipersempit, karena sinyal pancaran dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air Sj182 masih kuat diterima oleh KRI Rigel dan para penyelam.
Rasyid mengatakan informasi dari para penyelam, masih banyak rintangan yang dihadapi untuk menemukan kotak hitam itu, diantaranya tertutup puing-puing pesawat yang padat di bawah air.
Walaupun demikian, pihaknya optimistis lokasi dari kota hitam pesawat Sriwijaya Air itu tidak akan bergeser, berdasarkan pemantauan KRI Rigel-933. Untuk memaksimalkan pencarian, Rasyid menyatakan akan memaksimalkan penggunaan ROV melakukan foto tiga dimensi di bawah air.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (act)
Lihat juga: TIM SAR EVAKUASI 74 KANTONG JENAZAH, KORBAN PESAWAT SRIWIJAYA AIR SJ-182