Seoul, Korea - Otoritas Korea Selatan mengkonfirmasi kasus pertama varian baru virus corona yang lebih menular. Badan Pengendalian dan Pencegahan penyakit Korea Selatan melaporkan kasus tersebut terdeteksi pada satu keluarga yang baru datang ke Korsel pada 22 Desember.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan kasus tersebut dikonfirmasi pada tiga orang dalam satu keluarga yang tiba dari Inggris. Ketiganya tiba di Korsel sehari sebelum Korsel menghentikan perjalanan udara dari Inggris hingga 31 Desember guna kewaspadaan terhadap varian baru yang berasal dari Inggris tersebut.
Ketiga orang yang tinggal di Inggris ini kemudian dikarantina di Korsel.
Menyikapi temuan ini, pejabat Korea Selatan berjanji untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19 secara nasional.
Menurut Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan, untuk mendapat persetujuan penggunaan vaksin dibutuhkan waktu rata-rata 180 hari. Rencananya otoritas Korea Selatan akan mempersingkat menjadi hanya 40 hari saja.
Sementara proses persetujuan tambahan untuk distribusi dan penjualan vaksin, yang biasanya memakan waktu beberapa bulan, akan dipersingkat menjadi sekitar 20 hari, kata.
Dengan mempersingkat persetujuan, diharapkan vaksinasi dapat dilakukan pada Februari 2020 kepada petugas medis dan penduduk lanjut usia. "Pemerintah sedang melakukan semua yang bisa untuk memajukan kerangka waktu ini dan juga membuat kemajuan," kata kepala staf kepresidenan Noh Young-min.
Korea Selatan mengatakan rencananya untuk membeli dosis yang cukup untuk memvaksinasi 46 juta orang, atau lebih dari 85 persen populasinya.
Sebagai informasi, pada Senin (28/12), Korsel mencatat 808 kasus Covid-19 sehingga menambahkan beban kasus nasional menjadi 57.680. Sementara kematian akibat Covid-19 di negara tersebut menjadi 819 jiwa.
Ini adalah hari kedua berturut penghitungan harian Korsel di bawah 1.000 kasus. Negara itu mencatat 1.241 kasus pada Hari Natal, lonjakan harian terbesar di Korsel sejak pandemi dimulai, dan 1.132 pada Sabtu (26/12).
Dalam beberapa pekan terakhir, Korsel telah bergulat dengan lonjakan infeksi yang tiba-tiba terkait dengan rumah sakit, panti jompo, gereja, penjara, pertemuan keluarga, dan berbagai situs lainnya. Pemerintah Korsel mengatakan akan menghabiskan satu pekan lagi sebelum menentukan apakah akan kembali memberlakukan pembatasan sosial besar-besaran. (ito)
(Lihat Juga: Diduga karena tes rapid antigen objek wisata sepi pengunjung)