Surabaya, tvOnenews.com - Bakal Calon Presiden, Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan adzan sebuah tv swasta menjadi polemik di tengah masyarakat. Sebagian pihak menilai yang dilakukan Ganjar merupakan politik identitas, yang lain menganggap sebagai pencitraan. Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai hal tersebut tidak masalah karena tidak melanggar hukum. Hal tersebut tidak berbeda dengan Capres lain yang mengunjungi pondok pesantren.
Polemik bakal capres Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan adzan, Wakil Ketua DPW PPP Jawa Timur, Mujahid Anshori menyebutkan, di dalam menanggapi semua persoalan partai berlambang Ka’bah ini mempunyai dua kacamata, yakni kacamata husnudhon atau berprasangka baik dan kacamata suudhon atau berprasangka buruk.
“Mencermati fenomena Mas Ganjar muncul di tayangan adzan sebuah tv swasta ini PPP Jatim menggunakan kacamata husnudzon atau berprasangka baik. Dimana yang dilakukan mas Ganjar tersebut bagian dakwah mengajak dalam kebaikan. Seorang figur publik atau calon pemimpin bangsa sudah seharunya melakukan dan mengajak kebaikan karena akan diikuti oleh masyarakat luas,” ungkap Mujahid Anshori.
Menurut Mujahid Anshori, menjadi pemimpin bangsa tidak hanya bicara persoalan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Melainkan juga kebutuhan masyarakat terkait rohani dan spiritual untuk menciptakan kebahagiaan dan ketentraman.
“Sehingga seorang figur pemimpin juga harus mengajak masyarakatnya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah,” ujarnya.
“Seorang figure atau pemimpin tentunya juga harus mengajak masyarakatnya untuk di tengah-tengah kesibukannya dia harus mendekatkan dirinya kepada Allah, untuk mendekatkan dirinya kepada masjid. Hal ini secara hukum menurut saya tidak ada yang dilanggar secara hukum,” tuturnya.
Tidak melaanggar hukum, kata Mujahid, pertama tidak ada ajakan untuk mencoblos pimpinan tertentu. Kedua belum masa kampanye dan semua orang bisa melakukan itu, apalagi seorang tokoh tentunya sudah seharusnya seperti itu.
“Bacapres seharusnya melakukan pencitraan seperti itu. Apa bedanya dengan baca yang melakukan pencitraan datang ke pondok pesantren, datang ke lembaga-lembaga agama yang lain. Dengan seperti ini saya kira tidak ada bedanya. Jadi di mata kami PPP husnudzon saja. Bahwa ini baik dan ini akan dilihat oleh masyarakat dan dicontoh oleh masyarakat,” ucapnya.
“Hal ini bisa menjadi tauladhan bagaimana sholat yang baik, bagaimana berjamaah yang baik, bagaimana cara wudhu yang baik, bagaimana sholat tepat waktu. Itu mereka mengingatkan kepada kita semua bahwa di tengah-tengah kesibukan urusan dunia kita harus berhenti sejenak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,” pungkasnya. (msi/gol)
Load more