Mojokerto, tvOnenews.com - Lebih dari dua pekan, kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, Randegan, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto tak kunjung padam. Meski petugas pemadam kebakaran dibantu dengan alat berat melakukan penguraian sampah dan pembasahan, namun hingga Rabu (11/10/ 2023) sore, kepulan asap masih keluar dari gunungan sampah.
Salah satu warga, Rohman mengaku, semenjak terjadinya kebakaran TPA, dirinya dan keluarga sudah menyiapkan diri untuk mengungsi ke tempat yang aman, jika sewaktu-waktu asap masuk ke permukiman.
"Sejak kebakaran, kita hidup seperti gak normal. Ketika di rumah, tiba-tiba ada asap, kita langsung mengungsi," ujar Roman, saat ditemui tengah memantau kondisi kebakaran dari teras rumahnya.
Kondisi yang sama juga dilakukan warga yang lainnya. Bahkan ada beberapa warga yang sudah beberapa hari tidak pulang ke rumahnya, karena harus kos untuk menghindari asap kebakaran.
"Ada tetangga yang punya bayi, ada yang hamil sekarang gak pulang lagi, pilih kos, karena khawatir dengan kondisi kesehatan bayinya," tambah Rohman.
Selain Rohman, kondisi yang sama juga dialami Ani. Setiap hari dirinya juga siap-siap mengungsi jika sewaktu-waktu asap masuk ke permukiman.
"Saya ini udah siap-siap ngungsi kalau asap datang. Daripada sesak nafas, terus mati siapa yang mau tanggung jawab. Emang pemerintah mau tanggung jawab?" ujar Ani.
Diakui Ani, jika selama ini Pemerintah Kota Mojokerto sudah memberikan obat-obatan dan bantuan oksigen di posko kesehatan atau Puskesmas bagi warga yang sesak nafas, namun itu tidak sebanding dengan yang diderita warga, akibat kebakaran ini.
"Kita sih diberi obat kalau sakit sama bantuan oksigen. Tapi kan gak harus minum obat terus, mau sampai kapan?" ucap Ani.
Ani menambahkan, upaya Pemerintah Kota Mojokerto untuk melakukan penanganan kebakaran sampah ini terlalu lambat. Karena sudah dua pekan lebih, kebakaran tak kunjung bisa dipadamkan.
"Ini gerak Pemerintah Kota Mojokerto kurang sat set wat wet gitu loh. Hampir satu bulan kita hidup kayak gini. Ada ekskavator tapi yang terlihat beroperasi cuman satu, mobil Damkarnya juga gak banyak," imbuh Ani.
Sementara Kasatlak Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo mengaku, Pemerintah Kota Mojokerto sudah berupaya maksimal untuk melakukan pemadaman kebakaran TPA Randegan. Pihaknya sudah mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk melakukan pembasahan dan tiga alat berat untuk mengurai sampah yang terbakar, serta membuat parit pembatas agar kebakaran tidak sampai merambat ke permukiman warga.
"Kita sudah berupaya maksimal. Petugas Damkar Pemkot sejak awal kebakaran terus berupaya melakukan pemabasahan. Sampai ada petugas damkar yang masuk rumah sakit akibat terkena asap," jelas Gaguk.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kebakaran TPA Randegan, Kota Mojokerto ini terjadi sejak Rabu (27/9) lalu. Kebakaran ini merupakan yang kedua kali. Kebakaran pertama terjadi Jumat (8/9) siang. Pada kebakaran pertama, api berhasil dipadamkan selama sembilan hari setelah mengerahkan sejumlah mobil Damkar milik Pemkot Mojokerto, BPBD Kabupaten Mojokerto dan sejumlah perusahan swasta di Mojokerto. Selain itu, helikopter milik BNPB juga dikerahkan untuk melakukan waterbombing. (hfh/far)
Load more