Malang, tvOnenews.com - Manajemen Arema FC mempertimbangkan tidak lagi memakai Stadion Kanjuruhan Malang di sisa kompetisi liga 1.
Hal ini buntut dari insiden pelemparan bus tim Persik Kediri usai bertanding di Stadion Kanjuruhan, Minggu malam (11/5). Kejadian ini membuat manajemen Arema FC kecewa sekaligus terpukul, mengingat Arema telah hampir 3 tahun terusir dari Stadion Kanjuruhan Malang pasca peristiwa tragedi kanjuruhan yang menewaskan 135 suporternya.
“Kami telah mengidamkan bisa bermain di kandang Stadion Kanjuruhan Malang. Namun sekalinya bisa kembali ke kandang malah timbul peristiwa memalukan ini,” sesal General Manajer Arema FC Yusfrinal Fitriandi.
Inal menambahkan manajemen telah berdarah-darah mengembalikan eksistensi klub, dimana pasca tragedi kanjuruhan tidak ada pemasukan buat klub dan harus bermain sebagai tim musafir. Namun upaya ini tidak dianggap oleh sebagian stake holders pada pertandingan kemarin.
Arema masih memiliki satu pertandingan lagi yaitu melawan Semen Padang yang akan dilangsungkan pada 25 Mei mendatang. Rencananya laga ini akan digelar di Stadion Kanjuruhan Malang. Akan tetapi rencana pemakaian Stadion Kanjuruhan terpaksa di pertimbangkan lagi.
“Kami berharap semuanya harus berubah. Kami manajemen siap menerima masukan dari suporter. Berbagai forum komunikasi telah kami lakukan dengan berbagai stakeholder. Saatnya sekarang semuanya instropeksi diri tidak hanya menyalahkan manajemen saja,” ujar Inal.
Kasus pelemparan bus Persik kediri terjadi usai kekalahan telak Arema dengan skor 3 – 0 di Stadion Kanjuruhan Malang. Sejumlah kaca bus tim Persik pecah berantakan. Bahkan kepala pelatih Divaldo Alves terluka akibat lemparan tersebut. (hno/hen)
Load more