Lumajang, Jawa Timur - Harapan peternak sapi untuk bisa menikmati keuntungan lebih dari hasil jual ternaknya menjelang Hari Raya kurban tahun ini, akhirnya pupus sudah. Pasalnya, sejak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak sejak akhir bulan April lalu tersebut, telah mengakibatkan ribuan ternak warga terutama sapi, terjangkit dan mati.
Upaya pencegahan, pengobatan dan pemberian kamu herbal, nampaknya juga belum membuahkan hasil yang maksimal. Peternak yang panik, akhirnya mengambil keputusan menjual ternaknya secara paksa dengan harga yang sangat murah. Peternak tidak mau ambil resiko dengan menunggu kesembuhan ternaknya. Sebab sejumlah ternak yang sempat dinyatakan sembuh, justru malah mati di kemudian hari sehingga bikin peternak harus gigit jari.
"Semalam, satu dari dua ekor sapi milik saya, terpaksa saya jual paksa. Saya gak mau ambil resiko makin merugi jika akhirnya sapi saya tiba-tiba mati, "kata Muhammad Zaidi, salah satu peternak sapi Desa Bades Pasirian, Rabu (22/6/2022) saat ditemui di kandangnya.
Akibat keputusannya tersebut, Zaidi mengalami kerugian hingga Rp18 juta, sebab sapinya hanya laku Rp2 juta saja.
"Daripada mati, lebih baik tak jual dulu. Saya pesimis kalau akan akan sembuh. Sebab banyak sapi tetangga yang sudah sembuh, tiba-tiba mati," imbuhnya.
"Beternak sapi bagi kami bukan untuk bisnis, tapi ini adalah cara kami menabung, tapi mau gimana lagi wabahnya masih menyebar, kami hanya bisa pasrah, " keluhnya.
Load more