Sikka, Nusa Tenggara Timur - Miris, di saat pemukiman warga 7 Kecamatan di wilayah pesisir utara Pulau Flores, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, terendam banjir Rob selama tiga hari terakhir akibat gelombang setinggi 4 meter, Bandan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) selalu komando, koordinasi dan pelaksana dalam penanggulangan bencana malah sibuk dengan urusan internal sehingga tidak pernah turun memantau kejadian.
"Ya ada 7 Kecamatan yang terendam banjir Rob dalam tiga hari terakhir. Namun hingga siang tadi, kami belum pernah turun untuk memantau kondisi yang terjadi di lapangan," tutur Yohanes Babtista Laba, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sikka, saat di konfirmasi tvonenesw.com usai mengkuti rapat pansus bersama DPRD di kantor DPRD setempat, Kamis (16/6/2022).
foto : Kepala BPBD Kab. Sikka, Yohanes Babtista Laba
Dikatakan Yan Laba, alasan pihak BPBD tidak sempat turun pantau kejadian banjir Rob lantaran selain mendampingi kunjungan bupati Sikka ke Palue, juga menghadiri rapat dengar pendapat Pansus bersama DPRD, serta adanya aktivitas sejumlah staf yang tengah mengikuti zoom meeting tingkat propinsi dan mengikuti bimbingan teknis penguatan manajemen informasi kebencanaan.
"Saya memang sudah mengetahui adanya ancaman banjir Rob yang dikeluarkan pihak BMKG, namun informasi tersebut tidak sempat diteruskan ke masyarakat karena tengah sibuk dengan urusan internal BPBD yang menyita waktu dan tenaga, maka saya terus terang tidak lakukan pantauan di lapangan terkait kejadian banjir Rob," Katanya.
foto : Kondisi pemukiman warga yang terendam banjir ROB di Kab. Sikka
Lebih lanjut di katakan Yan Laba, untuk menjawab keluhan warga akan ketiadan tanggul penahan gelombang sehingga banjir Rob terjang pemukiman warga 7 kecamatan, pihak BPBD tidak mampu memberikan bantuan tanggap darurat, pasalnya ketiadaan anggaran untuk bencana. "Kita bisa lakukan penanganan banjir Rob hanya melalui rehab, rekon jika ada kerusakan yang terjadi di masyakarat," tandasnya.
( OFK / MTR )
Load more