Namun demikian, jelasnya, sejumlah indikator ekonomi domestik seperti mobilitas masyarakat, dan penjualan eceran masih mengindikasikan pemulihan. Di sisi lain, tingkat inflasi tetap terkendali di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat.
Sejalan dengan ekonomi nasional, pemulihan ekonomi Sumatera Utara juga terus berlangsung pada tahun 2022 meskipun masih berjalan secara gradual.
Lebih lanjut, dikatakannya, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2022 juga masih diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan kisaran 3,7-4,5% didorong oleh semakin meluasnya vaksinasi yang dapat mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat, serta masih tingginya harga komoditas utama yang dapat menjaga kinerja ekspor Sumatera Utara.
Namun, tetap perlu diwaspadai sejumlah faktor yang dapat menahan pertumbuan, seperti merebaknya varian baru COVID-19 dan masih berlanjutnya konflik geopolitik internasional yang dapat mendorong investor untuk berperilaku wait and see.
Peningkatan komsusi masyarakar, khususnya pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, berpotensi akan mendorong kenaikan harga. Pada Maret 2022, inflaasi mencapai sebesar 0,71% (mtm) atau 3,26% (yoy) yang didorong kenaikan harga tanaman hortikultura seperti cabai merah.
Berdasarkan pengamatan hingga menjelang Idul Fitri, harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dan gula pasir yang cenderung mengalami peningkatan. Sementara itu, harga komoditas daging sapi, cabai merah, serta cabai rawit terpantau menunjukkan tren penurunan, dan untuk harag komoditaas pangan lainnya relatif stabil
Sebagai antisipasi kenaikan harga pada masa HBKN serta untuk memastikan ketersediaan barang di pasar, TPID Sumatara Utara dan TPID Kab/Kota bersama Satgas Pangan dan Bulog telah melaksanakan monitoring harga dan sidak pasar selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Bank Indonesia juga menghimbau agar masyarakat tetap berbelanja secara bijak dan sesuai kebutuhan agar kestabilan harga tetap terjaga.
Load more