Warga Pelosok Desa di Kampar Dapat Sembako Gratis di Tengah Mahalnya Harga Cabai
- Tim tvOne
Pekanbaru, tvOnenews.com - Ratusan warga memadati Masjid At-Taqwa di Dusun Paduko Ghajo, Desa Padang Mutung, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (31/10/2025).
Warga yang mayoritas ibu-ibu ini, sedang menunggu pembagian sembako gratis dari Kelompok Tani Kampar Jaya Bersama, yang menggarap perkebunan kelapa sawit di Desa Padang Mutung.
Sejak pagi pukul 07.00 WIB, satu persatu warga pelosok desa ini datang ke lokasi pembagian sembako gratis. Ada yang bawa anak dan wanita lanjut usia alias lansia.
Mereka tampak begitu antusias menunggu bantuan. Sambil menunggu bantuan, warga duduk di teras masjid. Setelah dua jam berlalu, yang ditunggu-tunggu pun datang.
Rombongan pembawa bantuan datang dengan dua mobil double cabin bermuatan beras SPHP. Dalam rombongan itu, dipimpin Ketua Pembina Kelompok Tani Maju Bersama, Pebriyan Winaldy. Kemudian, didampingi Kapolsek Kampar, AKP Asdisyah Mursyid dan TNI.
Warga begitu antusias menyambut kedatangan bantuan itu. Setelah pengarahan dari pihak pemberi bantuan dan kepala desa setempat, bantuan pun diserahkan. Warga dengan tertib mengambil bantuan beras itu.
Salah seorang wanita lansia penerima bantuan, Marawiah (73), tampak kegirangan mendapatkan bantuan beras 10 kilogram itu.
“Alhamdulillah, nak, bantuan beras ini sangat berarti bagi nenek. Bahagia sekali. Kebetulan beras juga sudah mau habis," ungkap Marawiah dengan senyum merekah saat ditemui awak media.
Sambil menenteng beras, dia berharap bantuan sembako rutin diberikan kepada warga kurang mampu, di tengah harga pangan yang mahal. Terutama harga cabai yang melambung tinggi, yang membuat emak-emak menjerit.
“Harga cabai merah di sini mahal sekali, Rp 80.000 sampai Rp 90.000 per kilogram. Biasanya cuma Rp 30.000 hingga Rp 40.000. Biasanya beli sekilo, tapi sekarang cuma dua ons atau seperempat kilogram, karena berhemat. Belum lagi beli beras, minyak goreng dan lainnya. Jadi, kalau setiap minggu ada bantuan beras, uangnya bisa beli cabai," jelas Marawiah.
Hal senada dikatakan seorang ibu rumah tangga lainnya, Ernawati (48). Ia merasa bersyukur adanya bantuan beras di tengah mahalnya harga cabai.
“Bersyukur sekali dapat bantuan beras ini. Karena beras di rumah sudah habis. Kita sekarang beli beras terpaksa irit, karena harga sembako mahal, salah satunya cabai merah. Kalau bisa setiap minggu ada bantuan seperti ini, karena kami di pelosok ini sangat butuh," kata Ernawati.
Load more