Gunungkidul, DIY - Penyakit Leptospirosis yang diakibatkan oleh infeksi kencing tikus dilaporkan terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Dinas Kesehatan merilis, telah ada dua pasien akibat penyakit ini, satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Sudah ada dua laporan kasus, satu di antaranya meninggal yaitu warga Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari," terang Azis, Kamis (20/1/2022).
Saat ini, lanjut Aziz, pihaknya melakukan penyelidikan Epidemologi terkait dengan kasus Leptospirosis yang merenggut satu orang korban jiwa ini. Dinas Kesehatan saat ini masih melacak asal usul korban bisa terinfeksi Leptospirosis.
"Korban seorang laki-laki pengangguran, yang keseharian hanya berada di rumah. Kami akan melakukan pengecekan dari faktor lingkungan yang berpotensi banyak tikusnya," lanjutnya.
Aziz menambahkan, satu korban virus kencing tikus lainnya merupakan warga Kapanewon Saptosari. Saat ini ia masih dalam perawatan di Rumah Sakit.
"Korban kedua dalam perawatan rumah sakit, dia seorang petani, dugaan kuat ia terinfeksi saat sedang bekerja di ladang," lanjut Azis.
Sejak beberapa bulan terakhir, dilaporkan banyak lahan pertanian di Gunungkidul yang diserang hama tikus. Jumlah populasi hewan pengerat ini juga terbilang cukup tinggi.
"Potensi infeksi kencing tikus memang bisa terjadi di daerah yang berair atau genangan air yang sudah ada kencing tikusnya. Dan virus tersebut masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka," katanya.
Dari catatan Dinas Kesehatan Gunungkidul, sepanjang tahun 2021 lalu, ada 17 pasien yang terkena Leptospirosis. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meninggal dunia. Puncaknya di November, Desember, dan Januari.
"Kami minta masyarakat selalu waspada, dan selalu menjaga kebersihan untuk antisipasi," pungkas Azis.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Wonosari, dr. Wahyu menyatakan, masyarakat harus waspada pada musim penghujan seperti sekarang ini. Mengingat potensi infeksi akan lebih tinggi pada musim penghujan.
"Gejala yang muncul saat penderita terinfeksi Leptospirosi, di antaranya mengalami demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah dan tidak memiliki nafsu makan, diare, mata memerah, nyeri otot, sakit perut, dan keluar bintik-bintik merah pada kulit," terang dr. Wahyu.
Setelah satu sampai tiga hari, lanjut Wahyu, akan kembali muncul gejala lain, seperti demam yang tidak segera reda, penyakit lever, sulit buang air kecil, pembengkakan pada tangan dan kaki, nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar-debar, lemas dan sering keringat dingin, sakit kepala, dan leher kaku.
"Jika sudah ada gejala seperti itu harus segera mendapat penanganan medis, karena infeksi ini sangat berbahaya bagi manusia," pungkasnya. (Lucas Didit/dan)
Load more