Sleman, DIY - Tim peneliti dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil menciptakan alat pembawa vaksin yang dilengkapi dengan pendingin aktif (active cooling). Alat yang bentuknya mirip dengan alat penanak nasi atau rice cooker tersebut dapat membuat vaksin lebih tahan lama dengan suhu yang terjaga.
"Bentuknya mirip seperti rice cooker tapi sebenarnya di dalamnya pendingin ada chambernya itu suhunya dingin," kata ketua tim peneliti Izzati Muhimah di FTI UII, Kamis (19/1/2023).
Selama ini alat pembawa vaksin hanya menggunakan semacam kotak yang diberi ice pack di dalamnya. Namun saat lokasi vaksinasi berada jauh dari puskesmas, ice pack tersebut lama kelamaan akan mencair.
Kondisi ini membuat suhu di dalam kotak vaksin akan bisa berubah dan meningkat. Sehingga vaksin yang disuntikkan menjadi kurang berkualitas.
"Kalau suhunya meningkat akan berada di atas 8 derajat celcius. Itu sangat mungkin terjadi dan tidak ada alat ukur dan pemantaunya," ungkapnya.
Dari keprihatinan itu, Izzati dan tim kemudian memiliki ide untuk membuat alat pembawa vaksin yang bisa memonitor suhu di dalamnya. Maka lahirnya alat yang diberi nama VaccarBio.
Setelah menjalani serangkaian uji coba, VaccarBio akhirnya memenuhi semua kriteria yang disyaratkan. Alat ini bisa menahan suhu lingkungan antara minus 5 hingga 45 derajat celcius.
Menurut Izzati, VaccarBio bahkan sudah lolos uji coba panasnya suhu padang pasir dan dinginnya suhu di daerah salju.
"Kita uji di Bio Farma dan diberi kesempatan untuk diuji alatnya di Chamber yang bisa mensimulasikan kondisi panas ekstrim di gurun maupun suhu yang di daerah bersalju," ujar peneliti yang juga dosen Informatika UII tersebut.
Izzati menambahkan, VaccarBio memiliki kapasitas penyimpangan hingga 2 liter atau setara dengan 60 vial. Saat ini VaccarBio sudah diproduksi sebanyak 100 unit dan dibagikan ke perwakilan puskesmas di seluruh Indonesia.
"Saat ini ada pelatihan untuk puskesmas terkait bagaimana mengoperasikan VaccarBio," terangnya.
Kepala Departemen Validasi dan Kalibrasi Bio Farma, Said Syahputra menyatakan alat ini bisa menjadi jawaban atas munculnya kesulitan saat harus melakukan vaksinasi ke pelosok desa.
"Masyarakat di daerah apabila butuh vaksin, mereka tetap harus mendapatkan kualitas vaksin yang terbaik. Artinya vaksin itu juga harus dibawa sampai ke titik di mana mereka disuntik dengan kondisi suhu yang sesuai 2-8 derajat celcius," ucapnya.
Said bahkan mengklaim VaccarBio sebagai alat pembawa vaksin dengan pendingin aktif pertama dan satu-satunya di Indonesia. Dengan menggunakan tenaga baterai, VaccarBio mampu menjaga suhu hingga 7 jam dengan membawa sekitar 600 dosis vaksin.
"Mereka (UII) menciptakan sebuah "kulkas" kalau di industri farmasi itu bilangnya Vaccin Carrier yang active cooling itu di Indonesia belum ada. Semuanya yang Bio Farma pakai selama ini hanya passive cooling jadi boksnya itu hanya berisi vaksin dan sebuah cool pack," bebernya.
Bio Farma sendiri kata Said juga berencana akan memproduksi massal alat ini, tapi harus berkolaborasi dengan BUMN yang lain.
"Ada wacana ke arah sana (produksi massal) karena ini sebuah peluang yang baru," pungkasnya. (Apo).
Load more