Tradisi Suku Mahsai, Wanita Diludahi saat Menikah

Jakarta, tvOnenews.com - Setiap daerah memiliki adat istiadat, tradisi, dan budaya unik yang dibudidayakan sebelum atau sesudah pernikahan. Di Kenya dan Tanzania terdapat suku dengan tradisi yang unik. 

Setiap kali gadis-gadis suku ini keluar rumah untuk menikah, ayah mempelai wanita meludahi mulut putrinya. Dia memberkati putrinya hanya dengan meludahi wajahnya.

Menurut News NCR, tradisi ini dilakukan oleh suku Maasai di Kenya dan Tanzania. Suku Maasai dikenal dengan budaya dan tradisinya, karena mereka memiliki banyak adat istiadat yang berbeda.

Tradisi ini dilakukan pada hari pernikahan. Tradisi ini adalah cara untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai atau mengungkapkan cinta mereka dengan meludahi anggota keluarga. Mereka yang diludahi tidak marah dan tidak merasa buruk, namun merasa bahagia.

Dalam perkawinan Suku Mahsai, mahar mempelai wanita diberikan kepada keluarga mempelai pria. Kemudian kepala mempelai wanita dicukur. Banyak orangtua dari kelompok ini juga hadir pada saat itu.

Kemudian mempelai wanita berlutut di depan ayahnya dan meminta restu dari semua sesepuh. Dalam situasi seperti itu, ayah dan sesepuh rumah meludahi kepala dan dada mempelai wanita saat pemberkatan.

Tradisi ini dipercaya membawa berkah bagi pengantin baru. Kebiasaan ini dilakukan tidak hanya dengan mempelai wanita, tetapi juga dengan bayi yang baru lahir.

Meskipun meludah mungkin tampak aneh bagi sebagian orang, bagi Suku Mahsai itu adalah suatu kehormatan. Jika orang asing datang berkunjung dan meludah di sana, itu dianggap sebagai kehormatan dan dia disambut dengan meludah ke telapak tangannya.

Selain itu, konon dalam suku ini jika sang gadis pergi pada saat pernikahan, sang gadis diminta untuk tidak boleh menengok ke belakang. Dipercaya bahwa jika mempelai wanita melakukan ini, dia bisa berubah menjadi batu. (mg1/ree)