Jakarta, tvOnenews.com - Penegasan tentang Al-Qur’an sebagai rahmat secara khusus terdapat dalam banyak ayat yang memuat kata rahmah.
Dalam ayat-ayat itu kata rahmah ada yang disebutkan sendirian dan ada yang disebutkan bersama dengan kualitas-kualitas yang lain dengan posisi di tengah dan di belakang.
Berdasarkan pemahaman tentang kecermatan dan kedalaman gaya (uslūb) Al-Qur’an dalam membicarakan tema-tema yang dijelaskannya, penyebutan dengan cara dan posisi yang berbeda ini menunjukkan maksud yang berbeda pula.
Karena itu penyebutan kata rahmah dalam ayat-ayat tersebut secara sendirian menunjukkan maksud tertentu yang berbeda dari maksud penyebutannya bersama dengan beberapa sifat yang lain.
Surah Al-Fatihah (tim tvOne)
Penyebutan sifat rahmah bagi Al-Qur’an secara sendirian terdapat dalam dua ayat. Pertama, Q.S. al-Qashash (28): 86 yang berbunyi:
وَمَا كُنْتَ تَرْجُو أَنْ يُلْقَىٰ إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلَّا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِلْكَافِرِينَ
Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa Nabi Muhammad sebelum mendapat wahyu sebenarnya tidak mengharapkan diberi kitab suci. Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad tiada lain hanyalah sebagai rahmat dari Tuhannya.
Pernyataan dalam Q.S. al-Qashash (28): 86 ini menggunakan pola kalimat menafikan-mengecualikan (nafy-istitsnā`). Pola ini biasa digunakan dalam bahasa Arab untuk menegaskan bahwa sifat satu-satunya yang ditetapkan bagi objek adalah sifat yang disebutkan dalam pernyataan, sedang sifat-sifat lain yang tidak disebutkan tidak diakui sebagai kualitasnya yang sebenarnya.
Jadi ayat itu menegaskan bahwa satu-satunya sifat al-Quran itu adalah rahmah. Al-Qur’an sebagai rahmat juga dinyatakan dalam surah Q.S. ad-Dukhān (44): 6 yang berbunyi:
رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat 6 Q.S. ad-Dukhān (44) di atas secara tegas menyatakan bahwa Al-Qur’an sebagai rahmat dari Allah. Penegasan tentang Al-Qur’an sebagai rahmat dapat juga dirujuk kepada tujuan pengutusan Nabi Muhammad SAW sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Anbiyā` (21): 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Pada ayat 107 Surah Al-Anbiyā` di atas Allah menyatakan secara jelas bahwa Nabi Muhammad diutus kepada umat manusia dengan membawa petunjuk-petunjuk al-Quran semata-mata sebagai rahmat bagi alam semesta.
Nabi Muhammad diutus dengan membawa pesan-pesan ilahi yang tercantum dalam Al-Qur’an. Jika dihubungkan misi diutusnya Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi alam semesta dengan media penyampaian pesan-pesan ilahi berupa kitab suci Al-Qur’an yang berisi pesan-pesan ilahi yang disampaikan Nabi Muhammad adalah kitab rahmat.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Al-Qur’an merupakan kitab rahmat. Al-Qur’an dimulai dengan surah al-Fatihah yang menegaskan rahmat ilahi bagi hamba-hamba-Nya.
Sehubungan dengan itu, perlu sekali bagi umat Islam untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan rahmat tersebut dalam kehidupan nyata.
Diperlukan upaya-upaya yang konkret dari segenap individu muslim untuk mewujudkan kebaikan nyata dalam segenap aspek kehidupan-nya. Upaya itu dapat dimulai dengan mencoba memahami kandungan-kandungan al-Quran yang merupakan kitab rahmat itu dan mengamalkannya secara baik dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan Islam yang ramah dan rahmat bagi alam semesta.
Allah menjanjikan kehidupan yang baik dan pahala yang lebih baik bagi segenap orang beriman yang melakukan amal saleh atau kebajikan di muka bumi sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. surah al-Nahl (16): 97:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Oleh: Tafsir at-Tanwir Muhammadiyah
Load more