Namun bukan berarti kemudian hanya memberi 2 genggam beras lalu tak memberikan apapun lagi kepada istrinya.
Justru dari sifat pelit suami inilah yang membuat seolah ada beda antara uang nafkah dan uang belanja.
"Keterlaluan itu suami, gara-gara belajar fiqih enggak pakai akhlak," tegas Buya Yahya.
"Akhirnya muncul gara-gara suami pelit, muncul pertanyaan mana uang belanja, dari situ sebetulnya," sambungnya.
Dari sini Buya Yahya berpesan untuk tidak terlalu membeda-bedakan antara uang nafkah dan belanja.
Karena sejatinya di dalam uang belanja itu sudah termasuk uang nafkah, yang terpenting tidak ada niat untuk bersikap pelit kepada istrinya.
"Sebetulnya enggak perlu dibedakan itu semuanya, seorang suami memberikan kecukupan kepada keluarganya adalah sebuah kewajiban, kalau ada kelebihan adalah sebuah kemuliaan," pesannya.
Load more