Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah memutuskan bahwa Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Sabtu (22/4/2023). Hal itu berarti, pada hari ini, Jumat (21/4/2023), takbir sudah mulai dikumandangkan.
Takbir dalam menyambut Idul Fitri akan dikumandangkan akan dikumandangkan sejak matahari terbenam hingga tiba shalat Idul Fitri di pagi hari.
Lantas apa makna Takbir saat Idul Fitri?
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa takbir adalah ekspresi kebahagiaan dari seorang muslim.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa hal itu diambil dari kata Hudan yang diungkapkan dengan takdir.
Ilustrasi (ant)
“Hudan ini mengantarkan kita pada derajat muflihun, yakni orang yang sukses orang yang menang, orang yang bahagia, akar katanya aflah. Akar dari ini adalah falahun, falah punya arti sukses menang bahagia,” katanya.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa sebenarnya setiap hari sebanyak lima kali kita sudah diajak sukses oleh Allah SWT melalui ajakan shalat.
“Bukanlah saat shalat kita ucapkan Allahu Akbar berkali-kali? Maka itu artinya Allahu Akbar bukan hanya diucapkan di lisan tapi sebagai syiar kemenangan, kesuksesan dan kebahagian,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Dengan adanya takbir yang diucapkan dalam shalat, seakan-akan Allah membimbing kita untuk sukses melalui shalat.
Ilustrasi (ant)
“Karena saat Ramadhan digandakan semua, maka karena itu setelah selesai Ramadhan, takbirnya makin banyak kita ucapkan,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Hal itu karena menurut Ustaz Adi Hidayat, begitu banyak kenikmatan yang kita raih saat Hari Raya Idul Fitri.
“Itu yang menjadikan kata Allah ayo banyakin takbir, makanya sahabat-sahabat nabi banyak bertakbir,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dalam riwayat Al mustadrak karya imam Al hakim an naisaBuri nomor hadits 1106 dikisahkan sahabat nabi yang selalu bertakbir.
“Disebut sahabat Nabi Ibnu Umar RA ingin datang ke tempat shalat masih bertakbir, terus tiap sore bertakbir. Perbanyak perbanyak terus,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Oleh karenanya dianjurkan takbir tidak menggunakan kaset, namun dilafadzkan langsung agar setiap muslim mendapatkan pahala.
Ilustrasi (tim tvOne)
Berikut kalimat takbir yang dianjurkan oleh Ustaz Adi Hidayat.
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
“Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُاَللهُ أًكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”
“Liat ujungnya kami memuji ya Allah, terimakasih ya Allah kami menang atas nafsu kami,kami bahagia,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Selain Takbir, Jangan Lupakan Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah satu amalan wajib yang harus ditunaikan sebelum Idul Fitri. Namun terkadang ada yang menyerahkan Zakat Fitrah dalam bentuk uang.
Lantas Bagaimanakah Hukumnya dalam Islam?
Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa memang ada satu mazhab yang memperbolehkan memberikan Zakat Fitrah dalam bentuk uang. Namun pendapat itu dianggap lemah.
“Memang ada satu mazhab yakni Hanafi yang memperbolehkan memberikan Zakat Fitrah dalam bentuk uang, tapi mayoritas ulama menilai ini pendapat yang lemah,” kata Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip melalui akun YouTube Adi Hidayat Official pada Jumat (21/4/2023).
Menurut Ustaz Adi Hidayat, hal tersebut karena dikhawatirkan, berpotensi bertentangan dengan tujuan Zakat Fitrah difardukan.
“Khawatir uang tersebut diberikan ke hal-hal yang tak mensupport logistik yang memberikan tanda berhentinya Ramadhan dan masuknya hari raya,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Jika ingin memberikan uang atau menilai si penerima zakat juga membutuhkan hal lain, boleh saja dilakukan namun itu diberikan dalam bentuk infaq bukan zakat.
“Jika kita menilai dia butuh makan, uang, butuh pakaian dan lain-lain maka berikanlah dalam bentuk infaq,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini karena para ulama sepakat bahwa Zakat Fitrah harus diberikan dalam bentuk makanan pokok yaitu beras untuk muslim di Indonesia.
“Mayoritas ulama, semua sepakat bahwa Zakat Fitrah disalurkan dalam bentuk makanan pokok karena tujuan pokoknya adalah mensupport logistik sehingga dapat menunjukkan bahwa saat itu hari raya, saatnya umat muslim bergembira,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini karena filosofi dari zakat fitrah memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak memiliki makanan di hari raya.
“Tujuan kedua dari Zakat Fitrah adalah sebagai support makanan bagi saudara-saudara kita yang tidak tercukupi,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Karena saat hari raya, bisa jadi ada yang tidak memiliki makanan. Oleh karena itu disebut Zakat Fitri atau yang terkenal Zakat Fitrah. Maka diberikan kepada yang tidak mampu makanan pokok.
“Ukuran 1 sha atau 4 mud kurma atau gandum, 1 sha seukuran tangan dewasa saat berdoa, kalo dikonversi ke ukuran saat ini sesuai dengan bahan makanan yang dikonsumsi, mayoritas ulama menilai bukan kurmanya bukan gandum tapi makanan yang dikonsumsi di negeri itu,”
Di Indonesia karena makanan pokoknya adalah beras, maka dikonversi dari kurma, gandum ke beras.
“Kemudian dikonversi ukurannya 2,5 kg atau 3,5 liter, wujudnya bentuk isyarat makanan pokok,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat juga menyarankan bagi yang mampu untuk memberikan pendamping untuk melengkapi makanan pokok yang diberikan.
“Karena dulu kan kurma bisa langsung dimakan, sedangkan beras tidak, maka bisa juga saat ini diberikan makanan pasangan lain dari makanan pokok beras itu, misal memberi beras tapi berikan ikannya, atau apapun yang bisa disandingkan dengan beras itu,” saran dari Ustaz Adi Hidayat.
“Jadi zakat di makanan pokoknya, infaq di makanan penyertanya, misal minyak, ikan, dan lainya,” tandasnya.
Zakat Fitrah ini akan memberikan dampak ke jiwa untuk kembali ke keadaan suci dan hanya dapat ditunaikan di bulan Ramadhan.
“Adapun waktu yang lebih utama adalah ditunaikan sesudah terbit fajar dan sebelum shalat sunnah Idul Fitri.” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dengan memberikan Zakat Fitrah diharapkan akan membersihkan diri kita dari hal-hal kotor yang dilakukan selama puasa.
“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai tujuan pencuci atau pembersih bagi mukmin yang melakukan ibadah puasa dari hal-hal kotor yang ia tanpa sadari dilakukan selama menjalankan puasa,” tandas Ustaz Adi Hidayat. (put)
Load more