Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com, background poster konsert Coldplay.
Sumber :
  • tim tvonenews.com

Histeria

Senin, 22 Mei 2023 - 08:13 WIB

Semua kalangan merasa tumbuh dengan pengalaman yang sama, sehingga merasa wajib cawe cawe. Kelompok konservatif, diwakili Persaudaraan Alumni  212  bahkan mengancam akan mengepung bandara jika band asal Inggris ini benar benar datang ke Indonesia. 

Anwar Abbas, Wakil Ketua MUI pun menyatakan ketidaksetujuannya pada rencana konser Coldplay. Alasannya, band yang dibentuk di London pada 1997 ini dianggap mendukung  lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
 
Secara diametral, sikap ini disambut kelompok liberal di masyarakat. 

Guntur Romli menyebut kelompok yang menolak kedatangan Coldplay sebagai munafik--sambil menuduh kelompok lain itu sebagai, belum mendapatkan “uang diam”. Pemerintah, melalui Menko Polhukam Mahfud MD dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengaku siap menurunkan pengamanan menjaga konser Coldplay.
 
Tiba tiba saja sebuah konser musik yang baru akan digelar di akhir tahun memancing perdebatan sejak enam bulan sebelumnya. Bagi saya ini mengingatkan pada polemik yang pernah terjadi sebelumnya, tapi saat itu dipicu oleh karya anak bangsa. 

Presiden pertama Soekarno pernah melarang group musik pop Koes Plus karena ekspresi musiknya dianggap Barat dan dekaden. Musik Koes Plus distigma dengan musik  "ngak ngik ngok" dan bertentangan dengan keinginan bangsa yang tengah menuntaskan revolusinya, termasuk pada bidang kebudayaan.  
 
Zaman berganti, selera musik pun berbeda. 

Saat Orde Baru, Menteri Penerangan Harmoko menyebut penyanyi pop semacam Betharia Sonata sebagai “cengeng” dan “bobrok”. Genre musik ini pun dilarang tampil di stasiun televisi satu satunya saat itu: TVRI. 

Moerdiono, Menteri Sekretaris Negara berbeda lagi seleranya. Ia merasa hanya musik dangdut-lah musik “asli” Indonesia dan bisa dijadikan alat mendefiniskan jati diri bangsa. 
 
Saat polemik mengeras, saya jadi kangen dengan masa masa terbaik dalam hidup, ketika mengasup budaya pop dan melayu dari sebuah radio transistor jadul. Pada saat itu, apapun yang tengah saya kerjakan, menyelesaikan tugas dari orang tua ataupun tugas sekolah, harus selesai sebelum pukul 14:00 wib. Nyaris tak ada kompromi.  

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
15:34
06:55
12:57
01:51
06:48
09:30
Viral