Ketua Central Committee PKI Dipa Nusantara Aidit.
Sumber :
  • istimewa

Pelarian Aidit ke Yogyakarta, Bermaksud Membuat Pemerintahan Darurat PKI, Namun Jalan Hidupnya Berakhir di Sebuah Sumur Tua

Jumat, 16 September 2022 - 10:52 WIB

 

Akhir Kisah Pelarian Dipa Nusantara Aidit

Dalam catatan peneliti Amerika serikat Victor M Vic, Aidit mengadakan pertemuan darurat dengan para pimpinan PKI di Yogyakarta. Ia melaporkan secara rinci peristiwa yang terjadi pada hari sebelumnya dalam kudeta G30S PKI di Jakarta.

Pertemuan itu juga membahas penilaian tentang kemungkinan membentuk kelompok-kelompok bersenjata setempat untuk mendukung Dewan Revolusi Untung, dan menyimpulkan bahwa ini tidak mungkin. 

Pertemuan memutuskan bahwa PKI cabang propinsi akan melancarkan aksi-aksi massa untuk membela Presiden Soekarno, yang sekarang sudah menjadi tawanan Soeharto, dan bahwa kebijakan ini akan diterapkan selama dukungan Presiden pada PKI tidak berubah.

Aidit kemudian meninggalkan Yogyakarta menuju Semarang, tempat Lukman, Sujono Atmo dan pemimpin puncak PKI provinsi mengadakan pertemuan darurat.

Pertemuan ini sangat penting, karena menghasilkan sebuah pernyataan PKI yang berisi garis partai yang menyebutkan bahawa G30S PKI adalah konflik internal Angkatan Darat.

Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan itu, dan bahwa tugas partai dalam menghadapi situasi sekarang ini adalah melakukan konsolidasi kekuatan untuk menangkal kemungkinan serangan dari kekuatan-kekuatan reaksioner atas partai dan Presiden.

"Aidit dan Lukman tentunya merasa sangat puas dengan perkembangan situasi yang membuktikan kebenaran strategi yang dijalankan PKI untuk melaksanakan kudeta itu, yaitu memisahkan dengan tegas dan hati-hati antara partai dengan aksi Untung." tulis Victor M Fic. 

Pada larut petang tanggal 2 Oktober, Aidit dan Lukman berangkat menuju Boyolali dan kemudian Solo, tempat pertemuan juga diadakan dengan pimpinan partai propinsi dan pimpinan militer. Namun, di Solo, Aidit tidak berhasil mendapat persetujuan partai untuk menerima keputusan pertemuan Semarang.

Cara Aidit melaksanakan operasi di Jakarta mendapat kecaman bertubi-tubi dari anggota-anggota yang radikal yang menuntut perjuangan bersenjata dengan segera, dan ketika diadakan pemungutan suara, Aidit kalah suara, oleh kombinasi suara Suwarno, Suwardi dan Utomo Ramelan, Walikota Solo. 

Pertemuan kemudian menyetujui sebuah kebijakan baru, yang diusulkan oleh Utomo Ramelan, bahwa PKI mendukung sepenuhnya operasi Gerakan 30 September dan tujuan-tujuannya, dan bahwa perjuangan bersenjata harus dilancarkan untuk mendukung gerakan itu, merebut kekuasaan pemerintah setempat, dan membela partai.

Berita Terkait :
1 2 3
4
5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:15
01:19
06:20
02:53
02:49
02:12
Viral