Terus Tunjukan Aktivitas Guguran, Gunung Merapi Berstatus Siaga | tvOne

Selasa, 24 November 2020 - 09:05 WIB

Sleman, DI Yogyakarta – Aktivitas Gunung Merapi terus meningkat. Hingga Senin, 23 November 2020, gunung api yang kini berstatus siaga ini terus mengalami peningkatan kegempaan dan guguran.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 16 kali kegempaan guguran, embusan sebanyak 37 kali, gempa fase 187 kali , dan gempa vulkanis dangkal sebanyak 15 kali.

Sementara pada Minggu (22/11) BPPTKG menyebutkan Merapi mengalami guguran tebing lava lama.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1954 yang berada di dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," katanya.

Ia menjelaskan guguran tebing lava lama terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu (22/11), pukul 06.50 WIB. Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," kata dia.

Semenjak statusnya ditetapkan dari Waspada menjadi Siaga sejak 5 November 2020, aktivitas kegempaan di Gunung Merapi tercatat masih cukup tinggi.

Hanik menjelaskan kegempaan dangkal yang dominan terjadi, mengakibatkan ketidakstabilan material lama yang ada di puncak Merapi.
Berdasarkan periode pengamatan pada 22 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG juga meminta pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. 

Sementara itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjamin ketersediaan berbagai kebutuhan logistik para pengungsi bencana peningkatan status aktivitas Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Magelang.

"Pemprov sudah memberikan kebutuhan logistik dan kebutuhan lainnya. Pemprov dan pemkab bekerja sama sehingga warga di lokasi pengungsian dapat istirahat dengan tenang," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menyebutkan seluruh warga terdampak di tiga kabupaten sudah dievakuasi dan ditangani dengan baik sehingga tidak perlu panik serta mengkhawatirkan harta benda, terutama hewan ternak.

"Kalau sudah diinstruksikan untuk mengungsi, maka warga jangan nekat bertahan, untuk masalah hewan ternak sudah ada tim yang mengevakuasi. Pemprov sudah memberikan kebutuhan logistik dan kebutuhan lainnya," ujarnya. (act/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
09:42
02:50
03:06
01:36
01:46
02:27
Viral