[BREAKING NEWS] Pemindahan Teroris Jaringan JAD ke Jakarta | tvOne

Kamis, 4 Februari 2021 - 14:43 WIB

Tangerang, Banten – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memindahkan 26 terduga teroris asal Gorontalo dan Makassar ke Jakarta. Kelompok yang masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berafiliasi dengan ISIS itu tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Tangerang, Banten, Kamis, 4 Februari 2021.

Mereka diterbangkan dari Makassar dengan pesawat Lion Boeing 737-900 DER yang dicarter khusus.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan dari 26 orang itu, tiga di antaranya merupakan perempuan.

Rusdi mengungkapkan bahwa kelompok teroris ini aktif melakukan pelatihan untuk melancarkan aksi terornya.

“Mereka telah mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan beladiri, kemudian juga latihan memanah, latihan melempar pisau, dan latihan menembak dengan senapan angin. Kelompok ini juga punya kemampuan merakit bom,” katanya di Bandara Soetta.

Menurut Rusdi, para terduga teroris ini juga  telah merencanakan berbagai aksi yang mengancam keamanan.

“Kelompok ini telah merencanakan kegiatan-kegiatan antara lain penyerangan pada mako polri, rumah dinas anggota polri, dan rumah pejabat di Gorontalo, dan juga merencanakan aksi perampokan pada beberapa toko yang ada di sekitar Gorontalo,” tambahnya.

Jenderal polisi bintang satu ini juga membeberkan bahwa kelompok ini memiliki mental untuk kegiatan-kegiatan bunuh diri.

Rusdi mengungkapkan bahwa ada satu keluarga terlibat dalam kelompok teroris ini.

“Yang terlibat dalam kelompok ini kita ketahui adalah Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani. Ini pelaku pengeboman gereja katedral di Sulu, Filipina, tahun 2019. Salah satu anaknya tertangkap dan masuk di antara 19 orang yang ada di Makassar,” kata Rusdi.

Ruli Lian Zeke dan Ulfah Handayani yang merupakan pasangan suami istri itu disebut memiliki lima anak yang semuanya terlibat kelompok terorisme.

“Satu anak kini ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme atas nama Cicik. Kemudian dua orang bergabung dengan kelompok Abu Sayaf di Filipina Selatan. Kemudian satu masih ada di Suriah. Dan satu sekarang tertangkap dari 19 orang di Makassar. Kemudian punya menantu yaitu Andi Basso yang terlibat pengeboman gereja oikumene di Samarinda tahun 2016. Artinya dari kelompok ini adalah terdapat ayah, ibu, anak dan menantu terlibat di dalam aksi terorisme,” beber Rusdi.

Sembilan belas terduga teroris asal Makassar yang ditangkap dalam operasi pada tanggal 6-7 Januari 2021 itu juga merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI).

“Dari 19 anggota yang tertangkap semua menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan FPI di Makassar. Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan aksi terorisme di Indonesia,” pungkasnya. (act)

Lihat juga: PENGGEREBEKAN TERORIS DI MAKASSAR, KETUA RT: TERDENGAR SUARA TEMBAKAN BEBERAPA KALI! 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral