Ahli Biologi Molekuler: Kandungan Final Vaksin AstraZeneca Bebas Kandungan B2 | AKIM

Minggu, 21 Maret 2021 - 10:11 WIB

Jakarta - AstraZeneca Indonesia menanggapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin COVID-19 AstraZeneca mengandung produk turunan babi. AstraZeneca Indonesia menghargai fatwa MUI, namun mereka menegaskan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak mengandung produk turunan babi atau produk hewani lainnya. 

Menurut AstraZeneca Indonesia, fakta ini telah dikonfirmasi oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris.

Menurut Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan bahwa hasil final produk AstraZeneca tidak mengandung babi. Ahmad mengatakan, sel babi hanya digunakan untuk memisahkan virus dan akan menghilang pada saat proses pemijahan.

“Virus tidak bisa tumbuh sendiri sehingga membutuhkan inang. Teknologi Sinovac dan AstraZeneca termasuk teknologi konvensional, jadi mereka menumbuhkan partikel virus dengan se di atas cawan. Ketika virus dimasukan ke sel, virus baru bisa bereplikasi berbarengan dengan selnya. Ketika sel juga virusnya bereplikasi, dia akan memenuhi cawan,” tutur Ahmad.

Ahmad juga menjelaskan agar tidak penuh, sel yang sudah bereplikasi perlu dipindahkan cawan baru. Cara memindahkan sel ke cawan yang baru ini perlu enzim. Enzim ini disebut enzim Tripsin. Biasanya memang sumber enzim ini yang dipakai berasal dari babi. 

Enzim Tripsin diperlukan untuk memindahkan sel dari cawan yang lama ke cawan yang baru agar tidak sesak. Enzim Tripsin tadi, lama-lama menghilang dalam proses pemisahan sel. Virus yang siap dipanen akan terpisah dari sel inang dan juga Tripsin tadi sehingga pada produk akhirnya, tidak akan lagi ditemukan sel dan enzim tripsin tersebut. Jadi hanya virus saja yang masuk ke dalam vaksin.

Ahmad mengingatkan jangan sampai masyarakat berpikir bahwa virus yang digunakan untuk membuat vaksin itu terbuat dari babi. Tujuan Tripsin hanya untuk memijahkan sel inang yang digunakan untuk berkembangbiaknya virus, dan digunakan hanya sedikit sekali dan akan hilang ketika proses pemurnian.

Menurut Ahmad keriuhan mengenai AstraZeneca menjadi sesuatu hal yang menarik yang tidak ditemukan ketika Sinovac akan digunakan. Padahal, menurut Ahmad, pembuatan antivirus AstraZeneca dan Sinovac sama, yang berbeda hanya pemanfaatan bagian virusnya saja. (awy)
 

Lihat juga: TEGAS! Jawaban MUI Soal Gembar-gembor Vaksin AstraZeneca Mengandung B2

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
02:13
01:10
01:07
03:09
04:29
Viral