Miris, Puluhan Gajah Mati Akibat Memakan Sampah Plastik di Sri Lanka

Selasa, 18 Januari 2022 - 06:36 WIB

Sri Lanka - Puluhan gajah mati setelah memakan sampah plastik di tempat pembuangan sampah di Sri Lanka. Gajah-gajah tersebut menelan sejumlah besar plastik yang tidak dapat terurai lalu jatuh sakit dan juga mati.

Sedikitnya 20 gajah telah mati selama delapan tahun terakhir setelah memakan sampah plastik sekitar 210 KM di wilayah timur ibu kota Colombo. Pemeriksaan dilakukan setelah dua ekor gajah ditemukan mati saat akhir pekan dimana hasilnya menunjukkan bahwa kawanan gajah tersebut menelan sejumlah besar plastik yang tidak dapat terurai di tempat pembuangan sampah.

Para dokter hewan satwa liar menemukan kantong plastik pembungkus makanan, bahan yang tidak dapat terurai, lainnya serta air di dalam perut gajah. Meskipun terancam punah, gajah dihormati di Sri Lanka. Jumlah gajah telah berkurang dari sekitar 14.000 ekor pada abad ke-19 menjadi 6000 ekor pada tahun 2011.

Tempat pembuangan sampah menjadi pilihan terakhir gajah-gajah ini untuk mencari makan. Gajah semakin rentan karena degradasi habitat alami mereka.

Gajah liar mencari sampah, memakan plastik, serta benda tajam yang merusak sistem pencernaan mereka. Toksin bisa masuk melalui luka kecil di sistem pencernaan yang akan menyebabkan infeksi dan berhenti mengkonsumsi makanan dan air yang mempercepat kematian gajah.

Gajah menjelajah lebih dekat ke permukiman warga untuk mencari makanan dan beberapa diantaranya dibunuh para pemburu liar atau petani yang marah karena kerusakan tanaman mereka.

Meskipun belum sepenuhnya terlaksana, pada tahun 2017 pemerintah Sri Lanka mengumumkan akan mendaur ulang sampah di tempat pembuangan dekat zona satwa liar untuk mencegah gajah memakan sampah plastik serta mendirikan pagar listrik di sekitar lokasi untuk menjauhkan kawanan gajah.

Ada ke tempat pembuangan sampah di zona satwa liar di seluruh Sri Lanka, dimana sekitar 300 gajah berkeliaran di dekat zona tersebut. Tempat pengelolaan sampah di desa Palakadu didirikan pada tahun 2008 dengan bantuan dari Uni Eropa. Dimana sampah yang dikumpulkan dari sembilan desa terdekat dibuang di lokasi tersebut tanpa didaur ulang.

Pada tahun 2014 pagar listrik yang melindungi lokasi tersebut disambar petir dan pihak berwenang tidak dapat memperbaikinya sehingga gajah dapat masuk dan mengobrak-abrik tempat pembuangan sampah. (afr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:28
00:58
06:16
01:54
01:38
10:26
Viral