Geopark Silokek Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang di Sumbar.
Sumber :
  • Tim TvOne/Beni Roska

Geopark Silokek Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang di Sumbar

Kamis, 7 April 2022 - 17:37 WIB

Sijunjung, Sumbar - Ketika melintasi Sijunjung singgahlah sejenak di Nagari Silokek,  Kecamatan Sijunjung. Di sana pengunjung akan dibuat takjub melihat keindahan negeri kecil di dasar lembah tersebut, eksotis dan magis. Plus di dalamnya terdapat obyek wisata Ngalau Cigak, Ngalau Talago, dan Pulau Andam Dewi. 
 
Rasa lelah para pengunjung selama perjalanan akan langsung terbayar kontan. Selain untuk berwisata, kawasan wisata ini juga bisa untuk obyek penelitian geologi  
 
Nagari Silokek berjarak sekitar 15 km dari pusat Ibu Kabupaten Sijunjung, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung. Dapat ditempuh dengan sepeda mptor maupun mobil sekitar 52 menit perjalanan. 
 
Di sini terdapat sebuah hamparan sungai Batang Kuantan, dikelilingi gugusan tebing ngalau menjulang tinggi, dibalut keberagaman hayati dan pohon rindang perawan. Alamnya sejuk, lestari. 
 
Sesampai di Silokek pengunjung dapat berkoordinasi dengan warga setempat, untuk selanjutnya dapat dipandu menuju obyek-obyek pendukung secara cuma-cuma. Setidaknya kawasan Geopark Silokek memiliki tiga obyek alam menakjubkan, yakni Ngalau Cigak, Ngalau Talago dan Pulau Andam Dewi.   
 
Bisa juga untuk kepentingan obyek penelitian geologi oleh pihak akademis, sejarawan, dsn lain sebagainya. 
 
 
Ngalau Cigak 
 
Ngalau Cigak terdapat dalam areal perkampungan Silokek, diapit batuan karang menjulang tinggi dalam kawasan hutan masyarakat yang disebut Pulau Andam Dewi.  
 
Dijuluki Ngalau Cigak karena di sekitar pepohonan hingga area mulut goa batuan karang tersebut kerap menjadi tempat bermainnya puluhan ekor cigak (kera), hingga pemandangan demikian menjadi ciri khas tersendiri Ngalau Cigak.
 
Zalmi Tanjung (45), salah seorang Aktivis/Pemerhati Wisata Sijunjung, menyebut, Ngalau Cigak tidak hanya potensial menjadi obyek kunjungan bagi warga Sijunjung, namun juga oleh wisatawan luar. 
 
Terutama di saat hari-hari libur, puluhan pengunjung antusias berwisata ke Silokek, di antaranya sambil membawa rantang, perbekalan makanan. Sistem pengelolaan lokasi masih bersifat swadaya masyarakat, maka setiap pengunjung boleh memberi sumbangan sukarela pada pengelola, semampunya. Setidaknya ini bertujuan untuk jasa kebersihan.
 
“Sejauh ini yang menjadi kendala yakno masalah jalan menuju Silokek, dimana kondisinya di beberapa titik masih terdapat kerusakan. Lima tahun lalu pernah dihantam longsor, kemudian dilakukan rekonstruksi (bantuan dari APBN),” tukasnya. 
 
 
Pulau Andam Dewi
 
Diantara gugusan batu-batu karang menjulang tinggi mengalirlah Batang Kuantan, di tengahnya terdapat sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Andam Dewi. Keindahan Pulau Andam Dewi terlihat khas,  dapat disaksikan dari puncak panorama. 
 
Ditambahkan warga lainnya, Metrizal (50), Pulau Andam Dewi umumnya hanya dinikmati pengunjung dari jarak jauh, lantaran terdapat persis di tengah-tengah Aliran Batang Kuantan yang di sampingnya menjulang tinggi sebuah tebing bukit karang. 
 
Kecuali hanya bagi orang yang punya nyali, atau berpengalaman dalam dunia ‘adventure’. Tentunya dengan dibantu peralatan, perlengkapan yang memadai.  
 
Di saat hari cerah, pengunjung juga bisa menikmati keindahan bulir pasir putih di sepanjang pinggiran Batang Kuantan.
 
 
Ngalau Talago
 
Tidak jauh dari lokasi ini, sekitar 1,5 km arah barat, turut terhampar sebuah obyek wisata alam yang disebut  Ngalau Talago. Namun untuk ke sana pengungnjung harus jalan kaki melewati jalan setapak dalam kawasan hutan masyarakat, naik bukit, turuni lembah, hingga memakan waktu sekitar 1,7 jam ‘trekking’ (perjalanan).
 
Ngalau Talago adalah sebuah telaga kecil berair jernih, namun terbentang bukan di alam terbuka’ melainkan persis dalam goa batu karang. Di pinggir telaga mengalir air terjun yang seolah senantiasa setia mengendalikan ekosistem Ngalau Talago untuk tetap hidup.
 
Wali Nagari Silokek, Mardison, menyebut, untuk menjaga kelestarian obyek-obyek wisata di Kenagarian Silokek, pada pertengahan 2016 lalu masyarakat setempat mendirikan sebuah wadah sosial yang sebagai Komunitas Masyarakat Sadar Wisata. Semenjak mulai berdiri kelompok ini terbilang aktif melakukan berbagai hal untuk lebih bergairahnya angka kunjungan wisata ke Silokek.
 
Setiap sebulan sekali, masyarakat secara sukarela melaksanakan gotongroyong masaal membersihkan lingkungan, fasilitas-fasiltas umum, termasuk mendirikan fasilitas penunjang di sejumlah obyek wisata Ngalau Talago, Ngalau Cigak serta Panorama Bidadari.
 
·        “Atas nama Pemerintahan Nagari kami meminta dukungan penuh pada Pemkab Sijunjung supaya berbagai obyek wisata yang ada di Silokek dapat lebih maju berkembang," imbuhnya.
 
Bahkan menurutnya jumlah obyek wisata di Silokek tidak hanya itu, masih banyak lagi, dan semuanya saling punya nilai lebih dan daya tarik tersendiri.
 
Kepala Dinas Pariwisata Sijunjung, Aprineldi, menegaskan, Silokek merupakan kawasan wisata strategis Kabupaten Sijunjung. Untuk mengoptimalkan angka kunjungan, Pemkab Sijunjung setiap tahunnya menggelar berbagai ‘event’. 
 
Di penghujung 2018 lalu kawasan Silokek telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai Kawasan Geopark Nasional.   
 
“Pihak pemerintah secara bertahap telah membuat berbagai fasilitas penunjang, seperti gazebo, perbaikan jalan, panorama, serta sebuah ‘rest area’," tukasnya.
 
Pengunjung juga diingatkan, dalam lokasi wisata Silokek tidak mengganggu, menangkap, membunuh, satwa dan unggas yang ada dalam kawasan Geopark. Melainkan masyarakat diminta proaktif mempertahankan ekosistemnya. 
 
 
 
 
Untuk mewujudkan mimpi tersebut sangat dibutuhkan dukungan semua pihak, hingga atas apa yang direncanakan segera dapat dicapai. Tak terkecuali terhadap Tim Penyusun Geopark Silokek di bawah koordinasi Prof Febrin Anas Ismail dan anggota.
 
"Prof Febrin adalah salah-satu penggagas dan mendesain Geopark Silokek, sampai akhirnya Geopark Silokek di akhir 2018 lalu ditetapkan menjadi Geopark Nasional," jelas Bupati pula. 
 
Tak kalah pentingnya, selain memiliki keindahan alam,  keberadaan Geopark Ranah Minang Silokek berdekatan dengan kawasan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung yang juga sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata budaya nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
 
Karena itu, ia berharap melalui kegiatan Sarasehan Geologi di Sijunjung,  Geopark Ranah Minang Silokek memenuhi persyaratan untuk diusulkan ke  Geopark Global UNESCO, khususnya Geopark Silokek.
 
Ketua IAGI Sumatera Barat, Dian Hardiansyah, adalah salah satu pihak yang sudah banyak berkontribusi untuk Geopark Silokek. Namun begitu, untuk mendorong Geopark Silokek ke UNESCO, ia berharap dukungan dari IAGI pusat.
 
"Kami sangat mengharapkan dukungan penelitian dari IAGI pusat, karena secara umum batuan Silokek sangat unik. Ada batuan Granit dan batuan Purba berumur 260 - 320 juta tahun," ujar Dian Hardiansyah dalam suatu forum pertemuan di Sijunjung. 
 
Untuk percepatan sertifikasi UNESCO, sebelumnya telah dilakukan penandatanganan MoU dan Pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat masa jabatan 2019-2022 di Muaro Sijunjung. (Beni Roska/Lno)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:38
03:09
10:13
04:52
03:06
01:24
Viral