LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah (IDM PTM) Sampaikan pernyataan sikap, Senin (5/2/2024)
Sumber :
  • tim tvonenews

Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah: Hentikan Narasi Darurat Pahlawan Melawan Begundal

Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah menilai narasi yang belakangan ramai bisa berakibat pada memanasnya suhu politik menjelang pesta demokrasi.

Senin, 5 Februari 2024 - 18:32 WIB

Jakarta, tvonenews.com - Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah (IDM PTM) prihatin dengan perkembangan kondisi bangsa dan negara menjelang hajatan demokrasi Pemilu 2024. Mereka meminta agar para akademisi terutama dari perguruan tinggi tidak ikut menebarkan narasi ketakutan, kecurangan pemilu, dan tuduhan serampangan netralitas penyelenggara yang bisa mendelegitimasi pemilu.

Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah menilai narasi yang belakangan ramai bisa berakibat pada memanasnya suhu politik menjelang pesta demokrasi.

"Sebaiknya kita menahan diri untuk tidak menebarkan narasi-narasi ketakutan, kecurangan pemilu, dan tuduhan serampangan netralitas penyelenggara yang bisa mendelegitimasi pemilu, dan berakibat pada memanasnya suhu politik menjelang pesta demokrasi," kata Ketua IDM-PTM, Isnan Hari Mardika, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Isnan menambahkan agar segera, "menghentikan segala laku culas untuk menggiring seolah-olah negara dalam kondisi darurat dan harus diselamatkan. Hentikan antagonisme politik dan demonisasi yang menggiring kontestasi politik menjadi perang bubat antara "kubu kebaikan" dan "kubu kemungkaran", antara "pahlawan" melawan "begundal"," tegasnya.

Baca Juga :

Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah menegaskan pemilu adalah ajang kontestasi putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.

"Diantara jutaan anggota timses di masing-masing kubu, adanya oknum nakal adalah niscaya. Kawal dan awasi prosesnya, laporkan kecurangannya, sanksi oknumnya, tindak secara proporsional sesuai ketentuan yang berlaku. Tak perlu secara berlebihan melabeli kubu tertentu curang," kata dia.

Perguruan tinggi dan kaum cendekia, kata dia, hendaknya turut mendorong agar pesta demokrasi yang sudah kali ke-6 sejak tonggak reformasi ini, beranjak dari modus-modus politik rendahan dan primitif yang mengeksploitasi sentimen dan menebar narasi ketakutan yang meminggirkan rasionalitas politik menuju politik yang berkemajuan dengan politik gagasan yang mengedepankan nalar dan akal budi, dalam bingkai fastabiqul khairat menuju visi Indonesia Emas untuk mengangkat derajat Indonesia menjadi negara maju.

"Harusnya, PT dan cendekia saat ini fokus menyemarakkan edukasi publik untuk dapat memilih secara demokratis, berintegritas, dan penuh kesadaran. Cendekia hendaknya percaya bahwa rakyat adalah subyek politik yang merdeka dan cukup cerdas untuk menentukan pilihannya, karena itu PT  cukup memposisikan diri sebagai mercusuar yang memberikan panduan moralitas dan akhlak politik sebagai pegangan publik untuk memilih, bukan mengarah-arahkan dukungan," kata dia.

Perguruan Tinggi dan kaum cendekia, lanjut Isnan, hendaknya mampu menjaga diri dan menahan hasrat untuk tidak gampangan, asal tampil dan akrobatik pada panggung-pamggung politik rendahan yang berorientasi untuk mengais remah-remah elektoral untuk kepentingan kelompok politik tertentu.

"Perguruan Tinggi dan kaum cendekia hendaknya lebih cermat, melaraskan suara mereka pada denyut dan detak jantung aspirasi publik, serta memposisikan pemihakan pada kehendak arus besar masyarakat, bukan sebaliknya," kata Isnan.

Mobilisasi Akademisi

Melalui keterangan tertulis itu, Isnan juga menggarisbawahi adanya upaya untuk memobilisasi kaum cendikia yang justru bisa berbahaya dan rentan disalahtafsirkan.

"Mobilisasi kaum cendekia yang mengatasnamakan guru besar, forum akademisi, atau perguruan tinggi tertentu, yang belakangan marak, berjilid-jilid, dan sahut-menyahut, rentan disalah tafsir sebagai pemihakan terhadap calon tertentu di satu sisi dan bentuk delegitimasi terhadap calon yg lain di sisi sebaliknya," kata Isnan.

Isnan menemukan bahwa mulai ada suara yang mengindikasikan gerakan tersebut sebagai manuver para akademisi tertentu untuk orkestrasi politik elektoral. 

"Apalagi, bila sebagian akademisi tersebut mempunyai afiliasi atau kedekatan dengan kubu politik tertentu, sebaiknya menahan diri untuk tidak menarik-narik nama PT ke panggung politik elektoral." lanjutnya.

Isnan menegaskan bahwa IDM PTM tak sedang mengatakan bahwa kaum cendekia harus berjarak, netral, dan bebas nilai. 

"Pemihakan sekalipun bukanlah sesuatu yang tabu. Namun demikian, pemihakan intelektual adalah terhadap nilai dan prinsip, bukan kelompok atau calon tertentu. Preferensi dan afiliasi pribadi terhadap partai atau calon tertentu tentu sah adanya, namun bila memang demikian hendaknya disampaikan secara terbuka, bukan membingkai manuver politik sebagai gerakan moral intelektual," paparnya.

Isnan berpendapat bahwa Universitas adalah rumah bagi intelektualitas, intelegensia dan kecendekiaan. Di dalamnya tumbuh pusparagam pikiran yang plural, majemuk dan tak pernah tunggal serta mustahil diseragamkan. Perbedaan pikiran, gagasan, sikap, termasuk kecenderungan preferensi politik adalah niscaya. 

"Dengan demikian, nisbah gagasan atau sikap tertentu pada nama perguruan tinggi tertentu yang seolah sebagai sikap tunggal universitas tersebut adalah bertentangan dengan prinsip dasar universitas itu sendiri," lanjutnya.

Peran publik kaum cendekia dalam merespon isu tertentu yang berkembang di masyarakat, kata Isnan, merupakan bagian integral dari tri dharma perguruan tinggi yang menjadi kewajiban kaum cendekia untuk memajukan kehidupan berbangsa dan meninggikan kualitas peradaban publik. 

"Namun demikian, dalam momentum pemilu seperti sekarang, hendaknya kaum cendekia mengedepankan sikap kehati-hatian karena rentan diperalat atau disalahgunagan sebagai alat legitimasi atau delegitimasi politik sebagai instrumen mobilisasi yang mengerdilkan peran intelektual hanya sebatas instrumen politis," pungkasnya. (ito)
 

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Ada Apa dengan Vina: Setelah 8 Tahun

Ada Apa dengan Vina: Setelah 8 Tahun

Sebuah film yang berjudul Vina: Sebelum 7 Hari seolah membangunkan banyak pihak, bahwa ada keadilan yang belum tuntas. Lantas apa yang membuat keadilan terpendam setelah delapan tahun berselang?
Nabati Sapa K-Popers Jelang Meet and Greet RIIZE on Richeese Land

Nabati Sapa K-Popers Jelang Meet and Greet RIIZE on Richeese Land

Jelang digelarnya meet and greet, Nabati sebagai pihak yang membawa RIIZE pun menggelar acara dengan menyapa para K-Popers di Lotte Mall, Jakarta, Minggu.
KONI Papua Barat Tak Bayar Utang Tagihan PON 2016 Capai Rp4,4 Miliar, Warga Manokwari Ini Curhat Merasa Dizalimi

KONI Papua Barat Tak Bayar Utang Tagihan PON 2016 Capai Rp4,4 Miliar, Warga Manokwari Ini Curhat Merasa Dizalimi

Warga Manokwari, Papua Barat Marce Hendrika Wendey mengeluhkan tidak tepatnya soal komitmen pihak KONI dan Pemprov Papua Barat untuk bayar tagihan PON 2016.
Ini Kondisi Terbaru Rumput di Stadion GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ini Kondisi Terbaru Rumput di Stadion GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026

Stadion Utama Gelora Bung Karno dipastikan akan menjadi venue dua laga kandang pertandingan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjamu Irak dan Filipina.
Pandit Amerika Ini seperti Jilat Ludah Sendiri, Dulu Pernah Tertawakan Timnas Indonesia, Sekarang Dia Puji Setinggi Langit Skuad Garuda, Katanya...

Pandit Amerika Ini seperti Jilat Ludah Sendiri, Dulu Pernah Tertawakan Timnas Indonesia, Sekarang Dia Puji Setinggi Langit Skuad Garuda, Katanya...

Pernah tertawakan Timnas Indonesia, sekarang pandit Amerika Serikat ini berikan pujian setinggi langit kepada tim Shin Tae-yong usai main bagus di Piala Asia.
Tolong Mulai Hari ini Amalkan Salat Dhuha, Kata Habib Novel Alaydrus Amalan Rahasia Datangnya Rezeki Seluas Samudera karena...

Tolong Mulai Hari ini Amalkan Salat Dhuha, Kata Habib Novel Alaydrus Amalan Rahasia Datangnya Rezeki Seluas Samudera karena...

Habib Novel Alaydrus mengatakan umat Muslim yang ibadah salat dhuha saat sibuk, rahasia mendapat rezeki seluas samudera dan menjadi amalan bisa cepat kaya.
Trending
Akhirnya Elkan Baggott Muncul Setelah Ramai Tidak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Bintang Liga 1 Ini Kirim Pesan Penting

Akhirnya Elkan Baggott Muncul Setelah Ramai Tidak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Bintang Liga 1 Ini Kirim Pesan Penting

Inilah dua berita paling top. Akhairnya Elkan Baggott muncul setelah ramai tidak dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia dan bintang Liga 1 ini kirim pesan penting.
Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surat Ini agar Dikepung Rezeki dari Langit dan Bumi Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surat Ini agar Dikepung Rezeki dari Langit dan Bumi Kata Ustaz Adi Hidayat

Inilah ayat atau surat yang dibaca dalam shalat dhuha agar mendapatkan keberkahan rezeki yang berlimpah dari segala sisi, kata Ustaz Adi Hidayat boleh baca ini.
Emil Audero Tak Mungkin Masuk Skuad Timnas Italia di Euro 2024, Siap Dinaturalisasi demi Perkuat Timnas Indonesia?

Emil Audero Tak Mungkin Masuk Skuad Timnas Italia di Euro 2024, Siap Dinaturalisasi demi Perkuat Timnas Indonesia?

Emil Audero sudah tidak mungkin masuk skuad Timnas Italia di Euro 2024, yang mungkin mengarahkan sang kiper untuk dinaturalisasi demi perkuat Timnas Indonesia.
Kesaksian Renaldi Melihat Kejadian yang Dialami Lima Terpidana Pembunuhan Vina Saat Diperiksa Polisi

Kesaksian Renaldi Melihat Kejadian yang Dialami Lima Terpidana Pembunuhan Vina Saat Diperiksa Polisi

Saksi kasus pembunuhan Vina bernama Renaldi mengungkap kesaksiannya saat melihat perlakukan yang dialami lima terpidana ketika diperiksa polisi pada 2016 silam.
Kepala Desa Banjarwangunan Terkejut Dapati Ini Saat Ikut Telusuri 3 DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kepala Desa Banjarwangunan Terkejut Dapati Ini Saat Ikut Telusuri 3 DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Polisi merilis tiga orang pelaku pembunuhan Vina dan Eky di Kota Cirebon, Jawa Barat yang telah buron atau daftar pencarian orang (DPO) selama 8 tahun.
Pengakuan Lima Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon Terpaksa Meniru Kata-Kata di Papan Tulis yang Disiapkan Polisi

Pengakuan Lima Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon Terpaksa Meniru Kata-Kata di Papan Tulis yang Disiapkan Polisi

Berikut pengakuan lima terpidana pembunuhan Vina saat jalani pemeriksaan oleh kepolisian di kantor polisi yang tertuang pada putusan Pengadilan Negeri Cirebon.
Sederet Fakta Baru Pembunuhan Vina Cirebon, Terungkap Kesaksian Para Pelaku hingga Kemungkinan Rekayasa Kasus oleh Pihak Tertentu

Sederet Fakta Baru Pembunuhan Vina Cirebon, Terungkap Kesaksian Para Pelaku hingga Kemungkinan Rekayasa Kasus oleh Pihak Tertentu

Terungkap sederet fakta baru mengenai pembunuhan Vina dan Eky, dua remaja Cirebon tahun 2016. Para pelaku ungkap fakta mengejutkan dan kemungkinan rekayasa.
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
Kabar Siang
13:00 - 14:00
Damai Indonesiaku
14:00 - 14:30
Manusia Nusantara
14:30 - 15:00
Kabar Pasar Sore
15:00 - 16:00
Ragam Perkara
16:00 - 17:00
Kabar Petang Pilihan
Selengkapnya