Fakta Mengejutkan Terungkap: Modus Konser Musik, Anak-Anak Dijebak Hadiri Aksi Demo Berujung Ricuh
- Rika Pangesti-tvOne
Jakarta, tvOnenews.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengungkap fakta mengejutkan dibalik keterlibatan sejumlah anak dalam aksi demo yang berujung ricuh di beberapa daerah.
Menurutnya, sebagian anak justru terjebak oleh ajakan menyesatkan yang dibungkus dengan dalih kegiatan hiburan seperti konser musik dan pertandingan sepak bola.
“Ada beberapa anak-anak di Jawa Tengah, misalnya, mereka diajak disediakan kendaraan untuk hadir di satu tempat yang informasinya adalah untuk hadir di acara konser musik dan ada pertandingan sepak bola. Ternyata anak-anak ini diturunkan di massa yang sedang melakukan demonstrasi,” kata Arifatul dalam Focus Group Discussion Sinergi Antar Lembaga bertajuk "Untuk Terlindunginya Hak-hak Anak yang Berhadapan dengan Hukum" di Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).
Arifatul menegaskan mayoritas anak yang terlibat dalam demonstrasi tidak memahami bahwa aksi tersebut dapat berujung pada kekerasan dan anarki.
“Saya melihat bahwa sebetulnya anak-anak ini tidak tahu dan tidak tahu bahwa demonstrasi itu menjadi anarki. Mereka hanya ingin tahu demonstrasi itu seperti apa karena ajakan dari teman-temannya, ajakan melalui media sosial,” katanya.
Fenomena ini, kata Arifatul, menunjukkan rentannya anak usia remaja terhadap pengaruh lingkungan dan informasi digital.
Rasa ingin tahu yang besar di masa pencarian jati diri membuat mereka mudah terbujuk ajakan tanpa memahami risiko di baliknya.
“Karena anak umur sekolah rata-rata SMP-SMA ini rasa ingin tahunya sangat tinggi karena dalam masa pencarian jati diri. Jadi mereka ingin tahu demonstrasi itu seperti apa. Ternyata ketika sampai di sana ada hal-hal yang di luar dugaan,” ujarnya.
Dari hasil kunjungannya ke Cirebon dan Surabaya, Arifatul menyaksikan langsung dampak sosial dan emosional yang ditimbulkan.
“Ketika saya hadir di dua daerah tersebut, saya melihat wajah-wajah orang tua yang syok karena anaknya harus berhadapan dengan hukum. Begitu juga dengan si anak yang merasa tidak tahu bahwa apa yang dilakukan ini dampaknya sangat negatif,” tutur Arifatul.
Load more