Sleman, DIY - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar acara Konferensi Penyiaran Indonesia di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (24/5/2022).
"Konferensi ini diharapkan dapat mendorong akademisi, praktisi, dan pemerhati penyiaran, baik dari disiplin ilmu komunikasi maupun disiplin ilmu lainnya untuk berdialog dan terus melahirkan penelitian perihal berbagai aspek dan dinamika media komunikasi dan penyiaran di Indonesia," kata Agung dalam siaran pers dikutip, Selasa (24/5/2022).
Konferensi ini menargetkan sekitar 1.000 orang peserta yang mengikuti secara daring. Adapun tema yang diambil adalah Mewujudkan Media Komunikasi dan Penyiaran yang Berbasis Etika, Moral dan Kemanusiaan menuju Peradaban Baru.
Menurut Agung, kemajuan teknologi telah mendorong transformasi pada proses, akses, dan distribusi informasi. Perangkat digital yang berkembang sangat pesat dan canggih saat ini juga mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.
"Media komunikasi juga menjadi kian interaktif, memungkinkan siapa saja untuk turut serta memproduksi dan mendistribusikan informasi. Karakteristik media komunikasi,
Khususnya media penyiaran pun kini menjadi semakin kompleks dikarenakan tuntutan untuk beradaptasi melalui inovasi dan pengembangan strategi dalam menghadapi era transparansi atau keterbukaan informasi," paparnya.
Di saat yang sama, kata Agung, era keterbukaan komunikasi dan informasi tersebut juga menghadirkan banyak tantangan. Ketika masyarakat disuguhi lebih banyak pilihan sumber informasi, penyebaran informasi palsu atau hoax pun kian marak.
"Berkali-kali, simpang-siur informasi di tengah masyarakat akhirnya memicu konflik, mengganggu stabilitas nasional, hingga merugikan masyarakat luas," terangnya.
Agung melanjutkan, di tengah situasi inilah peran strategis industri media dan penyiaran semakin perlu diperkuat. Industri media dan penyiaran secara umum diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam melawan hoax dengan selalu memberikan informasi akurat, sehat, dan terpercaya.
Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar tidak terjadi kebingungan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Terlebih di tengah perjuangan melawan pandemi Covid-19 saat ini.
"Media penyiaran perlu menjalankan fungsi informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial secara tepat dan sehat guna mewujudkan masyarakat yang tangguh," pungkasnya.
Sementara itu Viva Group sebagai salah satu lembaga penyiaran juga ikut menghadiri konferensi tersebut.
Viva Group diwakili oleh Direktur PT Visi Media Asia (VIVA) Neil R Tobing. Neil didapuk menjadi narasumber pada seminar nasional dan diskusi panel dengan tema Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Media Komunikasi dan Penyiaran Indonesia Menuju Peradaban Baru.
Seminar tersebut akan dipandu oleh moderator yang juga presenter tvOne, Tysa Novenny. Seminar dan diskusi panel juga menghadirkan Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Siti Ruhaini Dzuhayatin, dan Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis. (Apo/Buz).
Load more