"Kedua, koalisi Gerindra-PKB adalah kolaborasi basis pemilih nasionalis dan Nahdhiyyin. Gerindra memiliki basis suara dari kaum nasionalis sementara PKB merupakan kantong suara Nahdhiyin yang jumlahnya sangat besar sebab Prabowo Subianto selama maju Capres 2014 dan 2019, basis suara Nahdhiyyin belum dikelola dengan baik" Ungkapnya.
Disamping itu Gerindra dan PKB adalah partai besar yang memiliki infrastruktur jaringan sampai ke tingkat ranting, artinya bila kedua partai mengkolaborasikan jaringan mereka maka akan menjadi mesin politik yang sangat efektif untuk memenangkan pilpres.
Gerindra dan PKB juga memiliki kader yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah pada berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Kepala daerah tentu punya power besar untuk mempengaruhi suara dalam pilpres, bila semua kepala daerah dari kedua kader partai aktif bergerak dalam pilpres di teritorialnya maka akan mendatangkan keuntungan suara yang besar bagi koalisi Gerindra-PKB.
"Kalangan nasionalis dan Nahdiyin sebagai basis suara kedua partai, bila digabungkan akan menjadi lumbung market suara yang sangat potensial, tentu dengan catatan kedua partai harus bisa menjaga basis suaranya agar pemilih Gerindra-PKB sesuai selera Capres-Cawapres yang di usung . Dari sisi sejarah pilpres, PKB itu Hoki selalu muncul sebagai pemenang pilpres, selama ini siapapun yang menjadi koalisi PKB dalam pilpres maka selalu menjadi pemenang," Tutupnya.(ant/chm)
Load more