Jakarta, tvOnenews.com - Situs Sultan Menang menjadi tabir terbongkarnya pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melindungi sejumlah situs judi online (judol) di Indonesia.
Terkuaknya perkara yang kini tengah diadili majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan itu melalui kegiatan patroli siber oleh Subdit Jatanras Polda Metro Jaya pada Senin (7/10/2024).
Sebelumnya, terdakwa perkara perlindungan laman situs online, Zulkarnaen Apriliantony, meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membuka data pemblokiran situs judi online "Sultan Menang".
Zulkarnaen menduga situs judol itu sudah tidak aktif jauh sebelum penyidik menemukannya saat patroli siber pada Oktober 2024.
Zulkarnaen dikenal sebagai mantan Komisaris PT Hotel Indonesia Natour (BUMN) dan sempat aktif di dunia politik sebagai Direktur II Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
Dalam kasus ini, Zulkarnaen diduga berperan sebagai penghubung antara jaringan judi online dan pejabat di Kemenkominfo.
Selain Zulkarnaen, terdapat sejumlah terdakwa lain, yaitu Adhi Kismanto, Alwin Jabarti Kiemas, dan Muhrijan alias Agus. Mereka didakwa telah menerima suap miliaran rupiah supaya situs judi online tetap beroperasi.
Zulkarnaen juga disebut mengatur pembagian hasil dari praktik pengamanan situs judi online. Menurut dakwaan jaksa, Zulkarnaen menerima komisi sebesar 30 persen dari suap yang diberikan untuk mengamankan situs judi online tersebut.
Dalam surat dakwaan, disebutkan bahwa Zulkarnaen, Adhi, dan terdakwa lainnya, Muhrijan, bertemu di Kafe Pergrams Senopati. Dalam pertemuan tersebut, Adhi memperkenalkan Muhrijan kepada Zulkarnaen, yang kemudian mengaku memiliki kedekatan dengan Menteri Budi Arie.
Dalam pertemuan itu pula disepakati bahwa Zulkarnaen akan menerima imbalan sebesar Rp 3 juta untuk setiap situs judi online yang mereka lindungi.
Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum juga menyebut Zulkarnaen Apriliantony sempat menyepakati pembagian uang judi online itu.
Zulkarnaen mendapat 30 persen, Budi Arie mendapat 50 persen dan sisanya untuk Adhi Kismanto.
Namun, hal itu dibantah oleh Zulkarnaen dan Budi.
"Ini saya ingin meluruskan, supaya di media juga tidak aneh-aneh ini. Pak Budi Arie tidak menerima apa pun dari perjudian," kata Zulkarnaen.