Afghanistan - Juru Bicara Taliban yaitu Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa Taliban akan menjamin hak-hak wanita di Afghanistan termasuk diantaranya diperbolehkan untuk bekerja dan mendapatkan pendidikan tinggi. Namun, tak berlangsung lama janji tersebut tercoreng dengan sejumlah insiden.
Beberapa hari yang lalu Taliban memberikan jaminan bahwa mereka berupaya menjadikan Afghanistan sebagai negara yang cinta damai dan tidak terkait dengan aksi terorisme. Selain itu, Taliban menjanjikan hak-hak kehidupan bagi wanita. Pernyataan Taliban tersebut menunjukkan seolah-olah Taliban telah berubah, tak seperti saat mereka berkuasa pada akhir tahun 1990-an.
Tetapi bagi generasi tua di Afghanistan masih lekat di ingatan mereka kenangan terakhir Taliban berkuasa sekitar 20 tahun lalu. Ketika itu Taliban menegakkan islam garis keras dalam pandangan mereka yang melarang anak perempuan menempuh pendidikan dan bekerja serta memicu ketakutan ditengah masyarakat.
Kendati demikian, kekhawatiran sejumlah pihak yang meragukan janji manis Taliban itu kini terbukti dengan sejumlah kejadian. Dilaporkan, sejumlah pembawa acara atau presenter perempuan televisi pemerintah Afghanistan pekan ini menyatakan bahwa gerilyawan Taliban melarang mereka bekerja. Para presenter perempuan itu diperintahkan oleh Taliban untuk keluar kantor.
Shabnam Dawran, seorang presenter berita Radio televisi afghanistan (RTA) menyatakan melalui pesan video pada Rabu (18/8) bahwa ia diancam oleh milisi Taliban saat tiba di kantor untuk bekerja. Taliban telah menduduki gedung RTA di Kabul pada Minggu (15/8), menyusul jatuhnya ibu kota ke tangan kelompok pemberontak itu.
Selain itu, Taliban juga menangkap Gubernur perempuan di Afghanistan yakni Salima Mazari (40). Ia adalah Gubernur Charkint yang berada di Provinsi Afghanistan Utara. Jabatan tersebut dipegangnya sejak tahun 2018 sehingga menjadikannya 1 dari beberapa pejabat tinggi perempuan dalam politik Afghanistan.
Menurut sejumlah media massa Internasional, Salima Mazari ditangkap setelah Taliban menguasai semua provinsi di Afghanistan. Sementara itu, sebuah pesawat militer Ukraina telah mengevakuasi 83 orang dari Kabul pada Minggu, termasuk wartawan, aktivis, serta perempuan dan anak-anak Afghanistan, kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
Ribuan orang yang ingin pergi menghindari kekuasaan Taliban di Afghanistan telah berkerumun di bandara, sementara Amerika Serikat dan negara-negara lainnya berupaya mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil mereka serta banyak warga Afghanistan. (adh)