Gresik, Jawa Timur- Terjadinya fenomena kelangkaan minyak goreng belakangan ini di berbagai daerah, menciptakan tren baru yang bisa dianggap positif. Masyarakat kini bisa lebih rajin untuk bangun lebih pagi. Seperti halnya di Kabupaten Gresik, banyak emak- emak yang rajin keluar rumah bukan untuk berolah raga pagi, namun agar bisa antre di barisan terdepan di toko/swalayan untuk bisa membeli minyak goreng murah, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Halimah (37) misalnya, warga Desa Suci Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik itu sudah berangkat dari rumahnya sekitar pukul 07.00 Wib. Setelah mengantar anak-anak ke sekolah, ia langsung mendatangi satu per satu toko ritel modern di perumahan Pondok Permata Suci (PPS).
Meskipun terbilang masih pagi saat mendatangi toko, namun ternyata antrean minyak goreng sudah mengular. Alhasil, Halimah harus ikut antrean bersama ibu rumah tangga yang lainnya. Bahkan ada bapak-bapak, yang ikut barisan antrean emak- emak.
Untuk mencegah aksi borong, satu orang hanya dibatasi dua liter, dengan HET Rp 14.000 per liter. Halimah yang akhirnya dapat minyak goreng murah mengaku senang meski harus rela mengantre.
"Harus datang pagi, kalau pukul 09.00, sudah habis minyak gorengnya," kata wanita berkerudung tersebut.
Ketika memasuki pukul 09.30 Wib, salah satu toko ritel modern dikawasan Gresik itu sudah terlihat sepi. Tidak ada antrean emak-emak untuk membeli minyak goreng. Ternyata stok minyak goreng sudah habis, ini membuat sebagian emak- emak harus gigit jari. Yang tersisa hanyalah minyak goreng non kelapa sawit dengan harga Rp 30.000, yang pastinya tidak dilirik para kaum ibu.
Seperti dikabarkan, pemandangan emak- emak mencari minyak goreng sudah tidak asing lagi sejak sebulan lalu. Keberadaan minyak goreng murah itu hingga saat ini masih langka.
Load more