Kotawaringin Timur, Kalteng - Sejumlah pedagang hewan qurban di Sampit, yang selama ini biasa menjual jenis sapi Madura mengaku kehilangan pemasukan hingga puluhan juta rupiah, akibat adanya larangan masuknya sapi Madura dari pulau Jawa, akibat wabah PMK di sana.
"Keuntungan di depan mata hilang melayang pak, padahal yang seperti ini cuma setahun sekali bisa kami dapatkan. Tahun ini benar-benar membuat kami stres," ungkap Sadeh, penjual hewan qurban dengan nada sedih, Rabu (22/6/2022).
Menurut pemilik lapak hewan qurban di jalan Tatar, Kecamatan Mentawa Baru, Ketapang ini, biasanya setiap menjelang hari raya qurban paling tidak ia mampu menjual sebanyak 45 ekor sapi Madura, dengan keuntungan bersih rata-rata Rp1,5 juta per ekor.
Tapi sekarang, untung besar yang sudah di depan mata itu lenyap begitu saja, apalagi selama ini Sadeh mengaku tidak terlalu repot memasarkan hewan qurban dagangannya, karena sudah memiliki langganan tetap.
"Banyak langganan saya yang datang atau menghubungi saya lewat telepon untuk membeli sapi Madura, tapi bagaimana lagi barangnya gak ada," katanya.
Untuk saat ini, Sadeh memang masih menjual sapi Madura, tapi jumlahnya hanya ada 10 ekor saja. Sapi-sapi tersebut dibelinya dari peternak lokal dan harganya pun terbilang cukup tinggi.
"Jika dulu saya masih bisa menjual sapi seharga belasan juta, sekarang yang paling murah harganya Rp23 juta. Dari 10 sapi dagangan saya, baru 6 yang terjual. Kalau tahun-tahun dulu, biasanya tanggal segini seluruh sapi sudah habis dipesan orang, sekarang jual 10 ekor saja susah, mana keuntungannya sangat tipis lagi," ucapnya sedih.
Hal yang sama juga terjadi dengan kambing. Meski tidak ada hubungannya dengan PMK, tapi kambing juga tidak diperbolehkan masuk ke Kalteng.
"Kambing yang saya jual ini adalah peliharaan saya sendiri, ukuran besar-besar semua dan harganya antara Rp5 juta hingga Rp8 juta per ekor," terang pedagang kambing, yang mengaku bernama Bandar, Rabu (22/6/2022).
Bandar mengaku cukup heran, dengan adanya wabah PMK di pulau Jawa yang hanya menyerang sapi, tapi kambing jadi ikut-ikutan tidak bisa masuk ke sini.
Tahun lalu bandar mengaku bisa menjual kambing hingga 100 ekor dengan keuntungan sekitar Rp500 ribu per ekor. Tapi sekarang ini, dari 6 ekor kambing miliknya, belum ada satupun yang sudah terjual.
"Mungkin karena harganya terlalu mahal kali pak, semoga saja sebelum lebaran qurban nanti kambing saya ada yang beli, meskipun hanya satu atau dua ekor saja," harapnya. (dsi/Ask)
Load more