Medan, Sumetera Utara - Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara atau (Breast Cancer Awareness Month). Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia yang mencapai 16,6 persen dari penyakit kanker lainnya. Kanker payudara ini juga menjadi salah satu penyumbang kematian.
"Orang yang menderita kanker payudara umumnya cenderung mengalami berbagai macam psikologi seperti depresi, merasa diri tidak sempurna, tidak disayang oleh pasangan, jadinya uring-uringan. Hal itu dapat menyebabkan turunnya imunitas bagi penderita kanker payudara, itu tidak baik bagi kesehatan,” terang Irna, sapaan akrabnya di hadapan puluhan wanita penyintas kanker payudara.
"Lakukan saja hal-hal yang menyenangkan, menyibukan diri seperti bercocok tanam, healing, memasak, membaca buku dan lain-lain, sehingga kita tidak memikirkan penyakit yang kita alami," ucapnya menyemangati para penyintas.
Rani, salah seorang penyintas kanker payudara yang tergabung dalam Medan Breast Cancer Community (MBCC) mengaku sempat mengalami kebotakan, semua bulu di tubuhnya rontok. Apalagi penyakit kanker payudara yang dideritanya bersamaan dengan kematian suaminya.
"Saya sempat mengalami down, suami baru meninggal dunia, tak lama saya divonis dokter menderita kanker payudara, bersamaan dengan itu, saya juga mengalami kerontokan parah di seluruh tubuh, sampai alis saja gak punya, ini baru tumbuh, kepala botak akibat kemoterapi," bebernya.
Pejuang kanker ini juga tidak sedikit yang sudah kehilangan kedua payudaranya. Komunitas MBCC dibentuk untuk saling bertukar informasi sesama penyintas, baik dalam hal pengobatan dan lain-lain. (sgh/wna))
Load more