Krisis Air Bersih, BPBD Kulon Progo Lakukan Dropping Air ke Tiga Kapanewon Terdampak Kekeringan
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Kulon Progo, tvOnenews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo masih melakukan dropping air bersih meski musim kemarau tahun ini tergolong kemarau basah. Krisis air bersih melanda beberapa kapanewon terutama wilayah dataran tinggi.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Kulon Progo, Budi Prastawa menyebut, kapanewon-kapanewon yang mengalami kesulitan air bersih meliputi Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang.
"Dari tiga kapanewon itu, kurang lebih ada delapan titik lokasi dropping (air bersih) sejak September sampai saat ini," katanya, Jumat (10/10/2025).
Untuk keperluan pasokan air bersih, BPBD Kabupaten Kulon Progo menyediakan kuota sebanyak 24 tangki. Dari jumlah tersebut, ada 10 tangki air bersih yang sudah terpakai sampai hari ini. Sehingga, tersisa 14 tangki lagi yang masih tersedia sampai akhir Oktober 2025 ini.
Sementara, pasokan air bersih dari Basarnas juga masih tersedia 50 tangki dan 30 tangki dari Dinas Sosial DI Yogyakarta.
"Itu belum (terpakai semua)," ucap Budi.
Disampaikannya, permintaan dropping air bersih di wilayahnya menyasar semua kalangan, bukan hanya pribadi masyarakat, melainkan juga fasilitas sekolah, ibadah dan lainnya.
"Contohnya, di Pedukuhan Sumberasri, Kalurahan Banjarsari, Kapanewon Kalibawang. Kemudian, fasilitas pendidikan di SDN Ngesong Girimulyo yang kita dropping hari ini. Lalu, Puskesmas Samigaluh. Juga ada gereja musala," ungkap Budi.
Bahkan, BPBD Kabupaten Kulon Progo juga melayani permintaan air bersih di beberapa spot wilayah yang sebenarnya tidak dilanda kekeringan murni, seperti di Polsek Nanggulan.
Saat itu, krisis air bersih di Nanggulan disebabkan adanya pemeliharaan saluran irigasi. Selanjutnya, wilayah Galur yang waktu itu terjadi sedikit kerusakan pada groundsill Srandakan di Sungai Progo.
"Itu berpengaruh juga terhadap debit air di sekitaran bantaran Kali Progo, wilayah Galur. Begitu groundsill rusak, otomatis muka air sumur mereka turun. Sampai saat ini masyarakat masih bisa mencukupi, walaupun dalam mendapatkan air tidak sebanyak dulu," tutur Budi.
Ia memperkirakan, permintaan air bersih akan berakhir pada Oktober 2025 ini. Sebab berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pertengahan Oktober ini sudah mulai memasuki musim penghujan.
Load more