Ganjaran Koruptor Digambarkan Mengerikan di Film Horor 'Jembatan Shiratal Mustaqim', Tidak Ada Kompromi Bagi Para Pendosa!
- Instagram deecompany
tvOnenews.com - Fenomena film horor di Indonesia kembali memanas dengan hadirnya karya terbaru Dee Company berjudul “Jembatan Shiratal Mustaqim”. Film ini memancing rasa penasaran sejak awal diperkenalkan karena bukan hanya menawarkan kengerian visual, tetapi juga menyajikan pesan moral yang tajam.
Lebih dari sekadar horor, film ini menggambarkan azab bagi para koruptor di akhirat, di mana setiap dosa akan mendapat balasan setimpal. Film arahan sutradara Bounty Umbata ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Oktober 2025.
Melansir dari YouTube Cine Crib, film ini merupakan part of universe dari Siksa Neraka. Mengangkat tema neraka dan keadilan Tuhan, film ini menyuguhkan gambaran epik tentang perjalanan manusia setelah mati, khususnya para koruptor yang harus melewati jembatan tipis di atas api neraka.
Dengan pendekatan horor-drama dan efek CGI yang digarap selama setahun penuh, “Jembatan Shiratal Mustaqim” tidak hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga mengingatkan bahwa di akhirat tidak ada kompromi bagi mereka yang menyalahgunakan kekuasaan.
Seperti diungkapkan produser Dheeraj Kalwani, “Ini bukan sekadar horor tentang hantu, tapi horor tentang keadilan. Di dunia, koruptor bisa sembunyi di balik jabatan, tapi di akhirat tidak ada lobi, tidak ada kompromi.”
Kehadiran Angelina Sondakh, mantan narapidana kasus korupsi yang kini akrab disapa ustadzah, membuat film semakin menarik. Angelina menekankan bahwa pesan film ini relevan bukan hanya untuk pejabat, tetapi juga untuk seluruh masyarakat.
“Korupsi mungkin memberi kesenangan sementara, tapi pada akhirnya akan berbalik ke kita. Semoga pesan film ini bisa sampai ke seluruh pelosok negeri,” ujarnya.
Dari sisi pemain, deretan aktor dan aktris papan atas terlibat dalam produksi ini. Imelda Therrine, salah satu pemeran utama, mengaku terpikat sejak membaca naskahnya.
“Aku penasaran bagaimana membayangkan akhirat dan memvisualisasikannya untuk penonton. Script-nya sangat menarik, membuat aku semangat mendalami peran,” ungkapnya.
Sedangkan Agus Kuncoro yang memerankan sosok pejabat korup, menganggap perannya sebagai bentuk refleksi nyata. “Referensinya sangat banyak, karena kekuasaan memang berbahaya dan mudah membuat orang tergoda. Di pengadilan dunia semua bisa terlihat baik, tapi pengadilan akhirat berbeda,” katanya.
Load more