Di Padang Mahsyar, Bisakah Kita Mengenali Orang Tua Kita? Ini Penjelasan Buya Yahya
- Tangkapan layar Youtube Al Bahjah TV
Jakarta, tvOnenews.com – Pendakwah KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya kembali memberikan penjelasan yang menyentuh hati terkait hubungan antara anak dan orang tua setelah kiamat kelak.
Dalam tayangan di kanal YouTube Al Bahjah TV berjudul “Di Padang Mahsyar, Bisakah Kita Kenali Orang Tua Kita⁉️ Simak Jawaban Mengejutkan Buya Yahya”, beliau menjelaskan bagaimana kondisi manusia ketika dibangkitkan di hari akhir.
Buya Yahya menegaskan, dunia adalah tempat untuk berbekal amal kebaikan, termasuk berbakti kepada kedua orang tua. Sementara itu, hari kiamat bukan lagi waktu untuk beramal, melainkan saat manusia memetik hasil dari perbuatannya.
- YouTube Al Bahjah TV
“Kalau setelah kiamat, sudah tidak ada lagi waktu untuk berbekal. Semua orang sibuk dengan dirinya sendiri. Bahkan sahabat karib bisa menjadi musuh,” ujar Buya Yahya dalam ceramahnya.
Beliau juga menjelaskan, di Padang Mahsyar manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tanpa busana, namun tidak ada seorang pun yang memperhatikan satu sama lain karena masing-masing tengah disibukkan dengan nasibnya sendiri.
Buya Yahya menukil kisah istri Nabi Aisyah RA yang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang rasa malu ketika manusia dibangkitkan tanpa sehelai kain pun.
Nabi menjawab bahwa tidak ada yang akan memikirkan hal itu karena semua manusia sedang dalam ketakutan dan kesibukan luar biasa menunggu keputusan Allah SWT.
“Hari itu bukan waktunya berbakti. Hari itu waktu memetik hasil dari amal kita di dunia. Maka, kalau hari ini Anda berbakti kepada orang tua, nanti di akhirat Anda tinggal memetik buahnya,” terang Buya.
- YouTube Al Bahjah TV
Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa kelak tidak ada lagi tolong-menolong antara manusia, bahkan antara anak dan orang tua.
Sebaliknya, banyak yang justru saling menuntut akibat kelalaian semasa hidup.
Namun demikian, Buya Yahya menegaskan bahwa orang-orang bertakwa (al-muttaqin) akan mendapatkan keistimewaan di hari akhir.
Mereka akan saling mengenal dan membantu sesama yang dahulu berbuat baik dalam majelis ilmu atau kebaikan di dunia.
Load more