Militer Israel Melancarkan Serangan Balasan ke Gaza | tvOne

Kamis, 17 September 2020 - 08:53 WIB

Gaza, Palestina – Militer Israel melancarkan sejumlah serangan melalui udara ke utara Gaza, Palestina pada hari Rabu, 16 September 2020 sebagai aksi balasan atas serangan roket ke wilayah Israel. Akibatnya, rangkaian bunyi ledakan dan kilatan cahaya terlihat di atas Jalur Gaza.

Menurut para saksi mata, pesawat Israel meluncurkan serangannya pada dini hari. Bunyi sirene peringatan tembakan roket terdengar di wilayah Israel yang berdekatan dengan Palestina.

Serangan awal militan Palestina di Jalur Gaza untuk Israel dilakukan bersamaan dengan kesepakatan kerja sama antara Israel, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab yang berlangsung di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (15/09) waktu AS.

Warga Palestina menentang kerja sama itu dan melihatnya sebagai pengkhianatan yang dilakukan negara-negara Arab terhadap mereka.

Militer Angkatan Udara Israel mengaku bisa mengatasi satu dari dua roket yang dikirim dari Gaza. Sementara sebuah roket lainnya menghantam kota pesisir Ashdod di Israel, melukai dua orang. Melalui serangan balasannya, Israel mengklaim telah meledakkan situs militan Hamas di Jalur Gaza.

Hamas pun kembali membalas serangan itu. Israel menyebutkan ada lima proyektil mendarat di daerah terbuka. Sisanya bisa diantisipasi oleh sistem pertahanan udara mereka.

Sebagai balasan lagi, Israel menyerang sekitar 10 situs milik Hamas di Jalur Gaza, termasuk bangunan yang mereka sebut sebagai pabrik pembuatan senjata dan bahan peledak, serta kompleks pelatihan militer.

Saling serang Hamas dengan Israel dilakukan di hari yang sama dengan penandatanganan dokumen yang dijuluki “Abraham Accords”. Nama tersebut diambil dari nama nabi tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen, dan Yahudi.

Palestina menentang perjanjian itu dan menilai negara yang terlibat mengkhianati keinginan negara Arab lain yang menginginkan Palestina merdeka.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kesepakatan Israel, Uni Emirat Arab dan Bahrain dalam menjalin hubungan diplomatik merupakan "langkah besar di mana warga dari semua iman dan latar belakang hidup bersama dalam damai dan kemakmuran".

Ketiga pemimpin negara Timur Tengah itu menyambut kesepakatan itu dan peran Trump dengan kata-kata yang positif, bersama Netanyahu yang mengatakan kesepakatan itu memberikan harapan bagi "semua umat Ibrahim."

Namun para pejabat UAE dan Bahrain berusaha meyakinkan kembali rakyat Palestina bahwa UAE dan Bahrain tak sedang meninggalkan rakyat Palestina dan perjuangan mereka mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza, meskipun para pemimpin Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai pengkhianatan terhadap masalah Palestina.(act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:58
05:09
02:18
09:09
06:21
05:05
Viral