Gunung Merapi Meletus, 21 Guguran Panas Terjadi dalam Enam Jam | tvOne

Rabu, 27 Januari 2021 - 17:42 WIB

DI Yogyakarta – Guguran awan panas terpantau dari Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat telah terjadi 21 guguran awan dengan jarak maksimum 1.600 meter ke arah Barat daya  selama enam jam, sejak pukul 06.00—12.00 WIB, Rabu, 27 Januari 2021.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu, mengatakan amplitudo awan panas maksimum 60 mm dengan durasi 197 detik.

"Estimasi jarak maksimum 1.600 meter ke arah barat daya (hulu Krasak dan Boyong), tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari Barat ke Timur rata puncak," kata Hanik.

Selain awan panas guguran, selama periode pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, BPPTKG juga mencatat 4 kali guguran material dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya (Kali Krasak, Boyong).

BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 22 mm dan durasi 83-197 detik, 80 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-35 mm dan durasi 14-142 detik, lima kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm dan durasi 16-62 detik, dan satu kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 9 mm, dan durasi 7 detik.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hujan Abu di Boyolali

Guguran awan panas (erupsi) mengakibatkan hujan abu cukup tebal di beberapa desa di Kabupaten Boyolali.

Sekretaris Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Sri Hartanto, di Boyolali, Rabu, mengatakan dampak guguran awan panas dari Gunung Merapi berupa hujan abu di desa setempat yang posisinya di timur puncak gunung itu.

"Hujan abu yang mengguyur di Desa Sangup terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Hujan abu di Sangup juga bercampur pasir lembut," kata dia.

Dampak awan panas dari Gunung Merapi, berupa hujan abu cukup tebal, di bagian daerah atas, seperti Dukuh Beling dan Sudimoro.

Hujan abu di Desa Sangup sebenarnya dimulai sekitar pukul 06.00 WIB, tetapi kondisinya tipis, sedangkan sekitar pukul 12.30 WIB turun hujan abu cukup tebal.

Kendati demikian, kata dia, situasi warga setempat tetap kondusif. Mereka di rumah masing-masing dan menghentikan kegiatan rutin sehari-hari akibat peristiwa alam itu.

Dia mengatakan guguran awan panas berakibat debu vulkanik yang terbawa angin ke arah timur dan turun di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, dan sekitarnya.

Hujan abu juga terjadi di Desa Lanjaran, Mriyan (Kecamatan Tamansari), dan Sruni, Cluntang, Kecamatan.

Namun, guguran awan panas Merapi tidak sampai berdampak di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III lainnya di Boyolali atau sisi utara. Bahkan, di tiga desa di Kecamatan Selo, yakni Tlogolele, Klakah, dan Jrakah, kondisinya relatif aman.

Kepala Desa Tlogolele Sunguadi mengatakan wilayah setempat aman dan terkendali dari bahaya erupsi Merapi.

Namun, sekitar 150 warga rentan, balita, dan lansia masih menempati pengungsian sementara di Desa Tlogolele.

Kepala Desa Klakah Sumarwoto juga mengatakan wilayahnya aman dari dampak erupsi Merapi, antara lain tidak ada hujan abu.

Namun, katanya, warga tetap waspada terkait dengan perkembangan aktivitas vulkanik Merapi. (act/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral