Pengungsi Banjir NTT Ini Kegirangan Dapat Jaket dari Jokowi! | tvOne Minute

Jumat, 9 April 2021 - 19:17 WIB

Lembata, Nusa Tenggara Timur - Fransiskus Ade Uran, warga Desa Tapolangu  Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata,  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tak menyangka akan mendapatkan jaket merah yang dikenakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat orang nomor satu di tanah air itu meninjau lokasi bencana alam di Ile Ape. Fransiskus mengaku sangat girang menerima pemberian dari Jokowi.

Usai Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan dan warga di Ile Ape, dia kemudian melepas jaketnya dan mengenakan secara langsung pada Fransiskus.

Pemuda ini mengaku sangat kegirangan tetapi juga was-was saat dipanggil ke hadapan Presiden Jokowi karena celana yang ia kenakan berlubang di kedua lututnya.

"Tadi saya berdiri tidak terlalu jauh, kira-kira dua meter dari lokasi Pak Jokowi berbicara," ujar dia.

Ia pun mengaku tidak bisa banyak berkata-kata karena sangat senang dan bahagia serta tidak pernah membayangkan akan mendapatkan jaket dari orang nomor satu di Indonesia itu.

Jackson dan Jaket Bomber dari Jokowi

"Jackson," demikian ucapan singkat seorang pemuda saat memperkenalkan namanya kepada para wartawan di lokasi bencana alam tanah longsor Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pemuda berpostur tegap dan berkulit gelap itu menjadi satu-satunya penduduk di kaki Gunung Ile Boleng yang terpilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai penerima cendera mata khusus, berupa jaket bomber.

Meski sedikit kedodoran di bagian ujung lengan, jaket warna coklat muda polos itu membuat Jackson terlihat gagah.

Jaket itu diberikan langsung oleh Presiden saat meninjau situasi penanganan bencana tanah longsor yang menewaskan 74 penduduk serta lima orang lainnya lenyap pada Ahad (4/4) dini hari.

Beberapa saat setelah Presiden meninggalkan Desa Nelelamadike, giliran Jackson jadi sorotan para pewarta yang penasaran dengan cerita di balik pemberian jaket dari orang nomor satu di Indonesia itu.

Wartawan bertanya bagaimana ceritanya sampai dia mendapatkan jaket dari Presiden Jokowi.

Tak banyak pernyataan yang diucap Jackson untuk wartawan. Kepalanya mendongak dengan alis berkerut. Sekuat tenaga dia menahan bulir air agar tidak keluar dari bola matanya yang kian memerah.

Beberapa warga pun merangkul pundak Jackson seraya meminta dia untuk segera menceritakan usahanya membangunkan penduduk Nelelamadike saat lumpur setebal tujuh meter dan bebatuan menghantam kampung.

Jackson bukan bagian dari penduduk Kampung Lamanele di Desa Nelelamadike. Warga setempat menyebutnya penduduk dari desa sebelah. Sudah 22 tahun dia tinggal bersama sang nenek di Pulau Adonara Timur. "Mama saya di Malaysia," katanya.

Kisah itu dimulai saat penduduk Lamanele sedang tertidur lelap, sesaat setelah mereka disibukkan dengan perayaan Malam Paskah.

Jackson yang kebetulan melintas di lokasi kejadian, menyadari ada sesuatu yang tidak beres saat lumpur merambat cepat hingga ke bagian lutut. Ia tak lantas berlari menyelamatkan diri.

Keputusannya saat itu adalah mendekat ke sebanyak mungkin pintu dan jendela rumah penduduk untuk membangunkan mereka yang sedang tertidur. "Ada yang saya kenal, ada juga yang tidak," katanya, saat ditanya pintu rumah siapa saja yang dia gedor.

Hanya sedikit orang yang berhasil dia bangunkan saat itu karena lumpur begitu kuat menjerat langkahnya untuk terus bergerak. Mereka yang tetap terlelap, akhirnya meninggal terkubur hidup-hidup.

"Saya membangunkan orang-orang. Ada 13 pintu yang saya gedor malam itu, tapi tidak semuanya sekarang hidup," kata Jackson mengakhiri obrolan.

Raut sedih dari wajah Jackson sepertinya terjawab sudah. Betapa berat membayangkan kembali peristiwa kelam yang dia alami di depan mata. Semoga jaket bomber pemberian Presiden menjadi penanda jasa dari sosok seorang kesatria. (act/ant)

Lihat juga: PRESIDEN JOKOWI DATANGI LOKASI BENCANA BANJIR BANDANG NTT

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
09:04
01:41
01:18
01:54
01:26
01:52
Viral