Sementara itu, sebelumnya Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) sempat mengkhawatirkan eksistensi media sosial pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.
Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto khawatir media sosial seperti TikTok dan X sedang melakukan eksperimen pada Pemilu 2024 mendatang.
Tujuan sebenarnya yang disasar TikTok dan atau twitter X sebenarnya bukanlah Pemilu Indonesia, melainkan Pemilu di AS yang pelaksanaanya setelah Pemilu di Indonesia.
Indonesia gelar Pemilu pada Februari 2024, sedangkan AS pada November 2024.
“Karena Pemilu Indonesia digelar Februari 2024, terjadinya sebelum Pemilu Amerika Serikat pada November 2024, kemungkinan platform-platform ini menyiapkan kematangannya bukan untuk Pemilu Indonesia, tetapi untuk Pemilu AS,” kata Andi, dalam konferensi pers baru baru ini.
“Atau dalam bahasa gamblangnya, siap-siap, bahwa Pemilu Indonesia dijadikan eksperimen untuk mematangkan platform-platform itu, kemudian nanti betul-betul digunakan dalam Pemilu AS,” ujar Andi.
Andi mengatakan, platform TikTok menjadi platform media sosial yang fokus dikaji oleh Lemhannas. Tren atau topik pembicaraan di TikTok masih acak, kata Andi, berbeda dengan platform X.
“Di X bisa tren-nya bisa politik, tapi kemudian di TikTok melempar sendiri algoritmanya. Kita bisa menduga bagaimana TikTok sendiri yang mengusung suatu algoritma yang menguatkan trend-trend tertentu,” ucap Andi.
Andi mengatakan bahwa Pemilu 2024 mendatang akan mejadi era pemilu teknologi.
"Hal lain dari karakter Pemilu 2024 yang kami amati adalah ini juga akan menjadi pemilu teknologi atau pemilu digital terutama media sosial. Sudah kita rasakan sejak tahun 2014, terasa juga di tahun 2019," ujarnya. (apo/ito)
Load more