"Dari pendalaman SNA utamanya top modularity classes, klaster audiens Anies yang didominasi oleh akun @aniesbaswedan, @pdemokrat, dan @bachrumachmadi, menciptakan klaster dengan interaksi yang paling aktif dengan persentase 12,28%," kata Agung.
Dijelaskan Agung, Bacapres Ganjar Pranowo memiliki tingkat interaksi 8,12%. Sedangkan tingkat interaksi Prabowo Subianto berada pada kisaran 4,92%.
Selama dua bulan riset, lanjut Agung, pihaknya mengumpulkan sebanyak 59.155 post. Adapun kata kunci yang digunakan adalah Pemilu 2024, Capres, dan Partai Politik.
Namun dari jumlah itu, terdapat banyak post duplikasi. Setelah post duplikasi dihapus, tersisa 50.503 post.
Di sisi lain, CfDS juga melakukan kajian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peneliti menemukan adanya tingkat sentimen negatif yang signifikan dalam percakapan online terhadap Jokowi.
Menurut Agung, dalam analisis terhadap post-post bersentimen negatif, kata 'Jokowi' muncul sebagai salah satu kata yang dominan muncul.
"Hasilnya, analisis lanjutan dari kata 'Jokowi' tersebut ditemukan 10 trigram teratas, yang didominasi oleh 'cawe-cawe Jokowi'; 'cawe-cawe capres'; 'capres didukung Jokowi'; dan 'Jokowi dukung Ganjar'," terangnya.
Menurut Agung, temuan lembaganya ini juga memperkuat riset yang telah dirilis oleh Oxford Internet Institute pada tahun 2019 yang berjudul Global Inventory of Organised Social Media Manipulation.
Selain itu, hasil riset CfDS ini rupanya juga sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Sastramidjaja dan Wijayanto (2022) tentang Cyber Troops, Online Manipulation of Public Opinion and Co-Optation of Indonesia’s Cybersphere.
Load more