LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolonel Inf Priyanto saat dibacakan vonis kasus pembunuhan sejoli Nagreg di Pengadilan Militer Tinggi Jakarta
Sumber :
  • dilmilti-jakarta.go.id

Kopda Andreas ke Kolonel Priyanto saat Buang Sejoli Nagreg: Kasihan Dicari Orang Tuanya

Priyanto sebenarnya bisa memilih untuk membawa korban ke rumah sakit atau puskesmas. Namun, malah membuang Handi Saputra dan Salsabila ke Sungai Serayu, Jateng.

Rabu, 8 Juni 2022 - 14:37 WIB

Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Timur telah menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Kolonel Priyanto atas kasus pembunuhan berencana sejoli Nagreg, Handi Salsabila, Jawa Barat, Selasa (7/6/2022). 

Majelis Hakim menyatakan Kolonel Priyanto terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana kepada kedua korban serta berupaya menghilangkan korban.

Hakim Ketua Brigjen Faridah Faisal mengungkapkan sejumlah hal yang memberatkan Kolonel Priyanto. Salah satunya, Priyanto memiliki waktu cukup lama untuk mempertimbangkan akibat perbuatannya. Dia bisa memilih untuk membawa korban ke rumah sakit atau puskesmas. Namun, malah membuang Handi Saputra dan Salsabila ke Sungai Serayu.

"Benar waktu tempuh antara tempat kejadian kecelakaan dari lokasi pembuangan korban di Sungai Serayu sekitar 6 jam, sedangkan munculnya ide dari terdakwa untuk merencanakan membuang korban ke sungai setelah 10 menit berangkat dari TKP kecelakaan," ujar Brigjen Faridah Faisal dalam sidang di Ruang Sidang Utama Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Padahal Kopda Andreas Dwi Atmoko selaku anak buah Kolonel Priyanto yang mengendarai mobil Isuzu Panther sudah memohon membawa korban ke puskesmas. Namun, Kolonel Priyanto tidak mendengarkannya.

Baca Juga :

"Saksi 2 Kopda Andreas Dwi Atmoko berkata, 'kasihan Bapak, itu anak orang, pasti dicari orang tuanya. Mending kita balik lagi ke Puskesmas yang ada di pinggir jalan,'" tambah Brigjen Faridah.

Namun Kolonel Priyanto mengabaikan saran Kopda Andreas. Dia justru mencetuskan ide untuk membuang kedua korban ke sungai. 

"Saksi 2 kopda Andreas tetap memberikan saran dengan berkata, 'kita balik saja Bapak,' kemudian Priyanto menyuruh untuk, 'ikuti saja perintah saya kita lanjut saja,'. Kemudian saksi 2 bertanya lagi, 'mau dibawa kemana Bapak?' Priyanto berkata, 'kamu jangan cengeng nanti kita buang saja mayatnya ke sungai,'" tambahnya. 

Di perjalanan, kedua anak buahnya yakni Koptu Ahmad Sholeh (saksi 3) dan Kopda Andreas (saksi 2) kembali memberi saran kepada Priyanto agar korban dibawa kepuskesmas.

"Dalam perjalanan saksi 3 Ahmad Sholeh menyampaikan saran kepada terdakwa agar korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat namun terdakwa menolak dan mengatakan, 'udah ikutin perintah saja lagian sudah meninggal kok,' lalu saksi 2 kopda Andreas berkata, 'izin bantu saya Bapak saya punya anak dan istri,'" kata Faridah. 

Selama perjalanan, Andreas telah berulang kali memohon kepada Kolonel Priyanto untuk memutar balik kendaraan menuju puskesmas agar kedua korban mendapatkan perawatan. Namun, permohonan itu tetap ditolak. Bahkan, Kolonel Priyanto meminta dirinya tidak cengeng meratapi peristiwa yang telah terjadi.

"Bahwa benar saksi 2 Kopda Andreas tetap memohon agar terdakwa tidak melakukan hal tersebut membuang saudara Handi Saputra dan saudari Salsabila ke sungai, tapi terdakwa berkata, 'saya itu dulu pernah mengebom satu rumah tapi nggak ketahuan,' Saksi 2 Kopda Andreas kembali berkata, 'izin bapak saya tidak punya masalah' dan dijawab oleh Priyanto, 'kita itu tentara kamu itu tidak usah cengeng tidak usah panik cukup kita bertiga saja yang tahu,'" sambung Hakim Ketua. 

Hakim sudah memvonis Kolonel Priyanto dengan penjara seumur hidup dan dipecat dari TNI. Dia terbukti melakukan pembunuhan berencana, merampas kemerdekaan orang lain, dan menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematiannya secara bersama-sama. 

Sedangkan, Kopda Andreas Dwi Atmoko dijatuhi hukuman 6 bulan penjara oleh Majelis hakim Pengadilan Militer II-09 Bandung, Rabu (11/5/2022).

Kopda Andreas terbukti bersalah atas peristiwa kecelakaan lalu lintas terhadap Handi dan Salsabila di Nagreg, Jawa Barat.

Berdasarkan dokumen tersebut, dijelaskan bahwa Kopda Andreas terbukti bersalah sebagaimana Pasal 310 ayat (3) Jo ayat (4) dan Pasal 312 UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Lalu, Pasal 190 ayat (1) UU RI nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer serta ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Dalam vonis tersebut, hakim menilai Kopda Andreas lalai dalam mengemudikan mobil yang dikendarainya. Akibatnya, terjadi kecelakaan lalu lintas hingga korban mengalami luka berat dan meninggal dunia.

Vonis yang diberikan kepada Andreas lebih ringan dibanding tuntutan Oditur Militer Bandung yang meminta hakim memvonis 10 bulan penjara. (mg/act)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Keterlaluan Banget! Tukang Mie Ayam Cabuli Anak Tetangga Empat Kali, Ternyata Pelaku Lakukan Ini

Keterlaluan Banget! Tukang Mie Ayam Cabuli Anak Tetangga Empat Kali, Ternyata Pelaku Lakukan Ini

Seorang pria paruh baya warga Semarang Utara bernama Sholikin bekerja sebagai tukang mie ayam diamankan usai mencabuli anak tetangganya yang mampir ke rumah.
Thom Haye Dianggap Tak Sesuai Standar, Como Ternyata Incar Gelandang Real Madrid hingga Eks Penyerang Barcelona

Thom Haye Dianggap Tak Sesuai Standar, Como Ternyata Incar Gelandang Real Madrid hingga Eks Penyerang Barcelona

Como 1907 mengincar Luka Modric dan Pedro Rodriguez setelah tidak tertarik memboyong gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye.
Bank Mandiri Siapkan Dana Rp3 Triliun Untuk Lunasi Obligasi Yang Jatuh Tempo 15 Juni 2024

Bank Mandiri Siapkan Dana Rp3 Triliun Untuk Lunasi Obligasi Yang Jatuh Tempo 15 Juni 2024

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah menyiapkan dana tunai sebesar Rp3 triliun untuk pembayaran salah satu obligasinya yang akan jatuh tempo pada bulan depan. 
Mulai Ada Pihak yang Minta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Jangan Dibuka, Kakak Vina: Penjahat Kelas Kakap Aja Ada Beritanya

Mulai Ada Pihak yang Minta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Jangan Dibuka, Kakak Vina: Penjahat Kelas Kakap Aja Ada Beritanya

Kasus pembunuhan Vina masih menjadi misteri terkait tiga pelaku utama yang belum ditangkap. Pihak keluarga pun mengakui ada pihak yang mempertanyakan soal film Vina: Sebelum 7 Hari sebaiknya jangan ditayangkan.
Keterkaitan Sandra Dewi soal Korupsi Timah Suaminya Harvey Moies Didalami Penyidik, Kejagung Jelaskan Status Kepemilikan Pesawat Jet dan Pranikah

Keterkaitan Sandra Dewi soal Korupsi Timah Suaminya Harvey Moies Didalami Penyidik, Kejagung Jelaskan Status Kepemilikan Pesawat Jet dan Pranikah

Kejaksaan Agung atau Kejagung menggali keterangan artis Sandra Dewi terkait kasus dugaan korupsi timah oleh suaminya, Harvey Moies. Kepemilikan pesawat jet dan perjanjian pranikah diselidiki penyidik.
Cerita Tiga Siswi Berprestasi, Lolos Kuliah di Luar Negeri Berkat Program Beasiswa BIM Kemendikbudristek

Cerita Tiga Siswi Berprestasi, Lolos Kuliah di Luar Negeri Berkat Program Beasiswa BIM Kemendikbudristek

Rayyana Amaluna Suha Abidin, Azkiya Syahma Erinda, Abia Tsabitah Ali dan Naila Putri Alifah patut menjadi contoh bagi pelajar di tanah air lantaran prestasinya di bidang akademik dan nonakademik. 
Trending
Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Viral Lagi, Keluarga Ungkap Ada Pihak yang Tak Mau Namanya Jelek sampai Intimidasi: Kenapa Ibu Mau, Uang Segitu Cepet Habis

Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Viral Lagi, Keluarga Ungkap Ada Pihak yang Tak Mau Namanya Jelek sampai Intimidasi: Kenapa Ibu Mau, Uang Segitu Cepet Habis

Keluarga mengungkap sempat didatangi dan diintimidasi oleh seseorang yang tidak ingin Film Vina: Sebelum 7 Hari membuat kasus lama di Cirebon menjadi viral lagi
Nenek Vina Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Bertemu Pemeran Vina: Mirip Banget Sama Cucu Nenek

Nenek Vina Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Bertemu Pemeran Vina: Mirip Banget Sama Cucu Nenek

Pemeran karakter Vina di Film Vina: Sebelum 7 Hari, Nayla Denny Purnama mengungkapkan momen pertemuannya dengan keluarga Vina sebelum memulai syuting
Sindiran Telak Aa Gym Pada Ustaz Yusuf Mansur Bos Paytren yang Izinnya Baru Saja Dicabut OJK: Kalau Dengar Ceramah Beliau, Bisa Habis Tuh Harta Kita

Sindiran Telak Aa Gym Pada Ustaz Yusuf Mansur Bos Paytren yang Izinnya Baru Saja Dicabut OJK: Kalau Dengar Ceramah Beliau, Bisa Habis Tuh Harta Kita

Aa Gym beri sindiran telak pada Ustaz Yusuf Mansur, bos Paytren yang izinnya baru saja dicabut oleh OJK, kata Aa Gym soal ceramah Yusuf Mansur soal sedekah...
Pelatih Skotlandia Ini Peringatkan Shin Tae-yong Soal Banyaknya Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia, Sebut Nasibnya Bisa Serupa...

Pelatih Skotlandia Ini Peringatkan Shin Tae-yong Soal Banyaknya Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia, Sebut Nasibnya Bisa Serupa...

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, mengungkapkan dampak negatif dari banyaknya pemain naturalisasi.
8 Tahun Tak Tuntas! Menguak Kronologi Rinci Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Vina di Cirebon 2016 Silam

8 Tahun Tak Tuntas! Menguak Kronologi Rinci Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Vina di Cirebon 2016 Silam

Kasus pembunuhan yang menimpa Vina dan kekasihnya Eky lada 2016 silam kembali viral setelah penayangan Film Vina: Sebelum 7 Hari di bioskop.
Kronologi Pembunuhan dan Pemerkosaan Vina Gadis Cirebon Versi Polda Jabar, Ternyata Berawal dari Dilempar Batu..

Kronologi Pembunuhan dan Pemerkosaan Vina Gadis Cirebon Versi Polda Jabar, Ternyata Berawal dari Dilempar Batu..

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan beberkan kronologi pembunuhan hingga pemerkosaan Vina (16) gadis asal Cirebon, Jawa Barat. Ini katanya.
Fakhri Husaini Anggap Prestasi Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia di Piala Asia Biasa Saja, Kok Bisa?

Fakhri Husaini Anggap Prestasi Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia di Piala Asia Biasa Saja, Kok Bisa?

Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini menganggap keberhasilan Shin Tae-yong di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024 sebagai sesuatu yang biasa saja.
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
Selengkapnya