LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo
Sumber :
  • Kolase Tvonenews.com

Semenakutkan Apa Irjen Ferdy Sambo? 35 Polisi Pangkat Rendah hingga Tinggi Sudi 'Berkorban' Demi Tutupi Kejahatan Si Jenderal, Karier Mereka Terancam

Semenakutkan Apa Irjen Ferdy Sambo? 35 Polisi Pangkat Rendah hingga Tinggi Sudi 'Berkorban' Demi Tutupi Kejahatan Si Jenderal, Karier Mereka Terancam. Ternyata

Kamis, 25 Agustus 2022 - 08:21 WIB

Jakarta - Semenakutkan Apa Irjen Ferdy Sambo? 35 Polisi Pangkat Rendah hingga Tinggi Sudi 'Berkorban' Demi Tutupi Kejahatan Si Jenderal, Karier Mereka Terancam. Ternyata

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan jumlah personel Polri yang telah diperiksa hingga kini terkait kasus pembunuhan ajudan istri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sudah mencapai 97 orang.

"Kami telah memeriksa 97 personel, 35 orang diduga melakukan pelanggaran kode etik profesi," ujar Sigit dalam rapat kerja Kapolri dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan pada Rabu (24/8/2022).


Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Ist)

Sigit kemudian merinci, 35 personel yang melanggar kode etik itu berasal dari beragam pangkat, di antaranya, Irjen Pol 1 orang, Brigjen Pol 3 orang, Kombes Pol 6 orang, Kemudian AKBP 7 orang, Kompol 4 orang, AKP 5, Iptu 2, Ipda 1, Bripka 1, Brigadir 1, Briptu 2, Bharada 2.

Baca Juga :

Dari 35 personel tersebut dikatakan Sigit sebanyak 18 di antaranya ditempatkan di penempatan khusus, sementara yang lain masih berproses pemeriksaannya. 

Sedangkan dua orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sehingga kini hanya tersisa 16 personel yang masih berada di penempatan khusus (patsus).

"Saat ini sudah ditetapkan sebagai TSK terkait dengan laporan polisi di Bareskrim sehingga tinggal 16 orang dipatsus. Sisanya menjadi tahanan terkait dengan kasus yang dilaporkan di Bareskrim," katanya.

Sigit berkomitmen bahwa Polri akan menyelesaikan proses kode etik dan profesi dalam waktu 30 hari ke depan.


Sosok mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo. (Kolase Tvonenews.com)

“Kami berkomitmen untuk segera bisa menyelesaikan proses sidang kode etik profesi ini dalam waktu 30 hari ke depan. Ini juga untuk memberikan kepastian hukum terhadap para Terduga pelanggar,” kata Sigit. 

Diketahui, saat ini Polri telah menetapkan 5 tersangka terkait pembunuhan berencana Brigadir J. 

Kelima tersangka itu yakni Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Maruf. 

Adapun peran dari Ferdy Sambo adalah pemberi perintah kepada Bharada E untuk menembak Brigadir Yosua dan merekayasa kasus tersebut. 

Sementara peran Bharada Eliezer adalah sebagai penembak Brigadir J. Sedangkan dua tersangka lain berperan dalam membantu dan menyaksikan penembakan.

Mereka dijerat Pasal 340 subsidier Pasal 338 juncto Pasal 55 juncto Pasal 56 KUHP. Pasal 340 mengatur pidana terkait pembunuhan berencana dengan ancaman pidana hukuman mati, pidana penjara seumur hidup, atau penjara 20 tahun.

Ada Temuan Uang Rp 900 Miliar?

Kabar adanya temuan uang tunai senilai Rp 900 miliar di rumah tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo menjadi ramai, Rabu (24/8/2022).

Meski telah mendapat bantahan dari Polri yang menyebut bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks, namun pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa tak mungkin kalau Mabes Polri tak mengetahui hal itu.

Tak hanya itu, kata Kamaruddin Simanjuntak, ia juga turut menyinggung soal transaksi gelap yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo (FS) dan perjudian, hingga peredaran sabu-sabu.


Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. (ist)

“Bahkan, di situ ada tanaman keras, sejak dia (Ferdy Sambo) jadi Kaden hingga Jendral. Kalau Kaden itu Kombes, di ruangannya itu berbagai macam koleksi minuman. Ketika memeriksa polisi-polisi yang diduga melanggar, dia (Ferdy Sambo) sambil mabuk-mabukan dia, nembak sana, nembak sini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak, seperti dilansir dari tayangan Dua Sisi TV One, Selasa (23/8/2022).

Cerita Kamaruddin Simanjuntak tak hanya sampai di situ saja, bahkan, ia juga menceritakan, soal ada seorang temannya yang berprofesi sebagai kepala bank yang pernah masuk ke ruangan Irjen Ferdy Sambo (soal dugaan adanya uang Rp900 miliar).

Menurut Kamaruddin, temannya yang seorang kepala bank itu sampai 'buang air kecil' di celana, saking ketakutannya saat memasuki ruangan tersebut.

Kemudian, disinggung soal dari mana Kamaruddin dapat info bahwa Irjen Ferdy Sambo mabuk-mabukan dan tembak sana dan sini?

Kamaruddin bersaksi bahwa ia pernah melihatnya dengan mata intelijen.

Bahkan, ia akui penglihatannya didukung dari penglihatan intelijen dan rata-rata itu, ia sebutkan informasinya 99 persen sempurna, dalam pengertian tidak meleset.

"Jadi bohong kalau dikatakan Mabes Polri tidak mengetahui itu. Suara letusannya aja ke mana-mana kok. Bahkan pernah seorang perempuan pangkat, kalau kanit di Polda itu berarti Kompol ya. Sampai menjerit-jerit minta tolong ke saya, ‘Bang selamatkan aku, selamatkan aku katanya’ kebutulan ini perempuan jawa, suaminya pengacara bersuku batak dan rumahnya tetanggaan dengan kebun saya di Bogor," katanya.

Bahkan, ia sebutkan perempuan itu yang tidak tahu kesalahannya saat diperiksa Irjen Ferdy Sambo (FS) itu ketakutan.

Tak hanya itu saja, saat FS memeriksa perempuan itu, FS juga melakukan tembak sana, tembak sini sambil mabuk-mabuk.

"Kalau dia lagi mabuk, salah tembakkan bahaya," ujarnya.

Selanjutnya saat disinggung itu merupakan kejadian sudah lama dan karis FS hingga saat ini melesat sampai berakhir di penjara Mako Brimob.


Sosok Irjen Ferdy Sambo. (viva.co.id)

Kamaruddin hanya menyatakan, di kubu Polri terdapat beberapa istilah yang disebut aliran pohon, seperti aliran pohon nangka, pohon pisang, dan lainnya.

"Jadi, kalau jadi dia misalkan aliran pohon pisang, maka rantai pisang yang terus bergerak, ibarat gerbong kereta api, jadi sana itu ada gerbong-gerbong. Jadi di sana itu, yang khususnya Akpol ya, misalnya bapak asuh, ada kakek asuh dan ada anak asuh serta cucu asuh. Nah itu mengalir terus ke bawah dan mereka ini sistemnya tercatat, ada catatan perangkatan dan seterusnya," ujarnya.

Makanya, ia katakan, bila mereka mengintervensi perkara, itu paling mudah. 

“Misalnya, abang ini angkatan 2000, saya 2000 juga. misalnya mengintervensi perkara di Papua, tinggal saya telepon saja satu angkatan, atur itu dulu ya, buat SP3 kalau mau SP3, kalau mau bikin terbukti, bikin terbukti. Ini kan tinggal mau arahnya aja kalau mau ke mana,” bebernya. 

Kemudian, ia katakan, personel Polri banyak sebesar 470 ribu lebih. Akan tetapi, jika personel polisi itu bukan pimpinan dan dari Akpol, ia katakan hanya jadi pesuruh-pesuruh. 

“Disuruh ngapain haru juga mau, karena nasib mereka hanya diunung pena. Kalau ada yang melawan pimpinan, pindah ke tempat yang kering, yang di sana hanya makan sayur pahit dan bunga pepaya ibaratnya begitu. Tetapi kalau pintar cari duit untuk boss, itu disebut tanaman keras, bisa dia sampai 20 tahun bisa kanit terus, uda 20 tahun kanit terus,” tuturnya.

Selanjutnya ketika ditanya soal Kamaruddin pernah menyebutkan ada uang ratusan miliar di sebuah bunker tersebut. Kamaruddin katakan, ada informasi intelijen menginformasikan bahwa orang ini (Ferdy Sambo) bisnis dan bisnisnya itu barang barang haram. Bahkan ia beberkan informasi kemarin dari PPATK, bahwa FS memiliki bisnis antar negara. 

“Bahkan intelijen saya itu menginfokan barang haram itu dibawa pakai pesawat angkut ke antar negara,” sebutnya.

Lalu, disinggung soal PPATK tidak ada menyebutkan bisnis tersebut sampai ke luar negeri, seperti ke Kamboja dan Filipina. Kamaruddin malah menyebutkan itu soal keterbukaan. 

“Itu kan soal keterbukaan, ada yang coba dibilang kisi-kisinya kan begitu. Saya dapatkan informasi dari orang intelijen yang sangat dipercayai, uda intelijen dari berbagai negara, itu barang dibawa ke luar negeri pakai pesawat resmi mendarat di pondok cabe,” ujarnya.

Sambungnya mengatakan, hal itu sengaja dirinya buka karena intelijen sengaja menginformasikan kepadanya dan sengaja juga ia perdengarkan ke awak media saat mendatanginya. 


Kamaruddin Simanjuntak. (ist)

“Intelijen saya ini, menghadiri upacara 17 Agustus. Kurang hebat tidak intelijen saya ini,” katanya.

Kemudian disinggung intelijennya merupakan anggota aktif, pengacara Keluarga Brigadir J itu menyebutkan masih aktif.

“Orang dia diundang ke istana negara, dia intelijen dari isntutusi polri,” pungkasnya. 

Lalu ditanya mengapa Kamaruddin bisa menyalip Kapolri terkait infromasi tersebut. Sementara Kapolri belum membeberkan soal tersebut. 

“Aaa, jadi sebenarnya begini, saya itu kemarin banyak yang buli saya, perwira, ‘gara-gara kau penghasilan saya hilang’ dibilangnya begitu. Jadi jangan pura-pura nggak tau. Ada yang tau pura-pura nggak tau, ada juga yang tak tau sama sekali yang tidak kebagian. Buktinya saya dibuli. ‘Kurang ajar ko Kamaruddin, gara gara kau penghasilan saya berkurang dan saya haru puasa’ itu katanya,” bebernya.

Selanjutnya, ketika ditanya apakah informasi yang diungkapnya berkaitan dengan diagarm 303 yang beredar di media sosial. Kamaruddin tidak mengetahui hal itu, tetapi hal itu datang kepadanya pada minggu lalu dan baru beredar di tengah masyarakat.

“Tetapi saya kan minta bukti, ada nggak bukti, ada nggak bukti. Saya bisa tunjukkan nanti. Kemudian saya tanya, ini sudah bukti, namun mereka bilang belum, itu masih plo chat. Terus saya bilang saya perlu bukti pendukung. Kemudian, dia bilang temui Kapolri empat mata katanya. Saya bilang saya nggak mau,” pungkasnya.

Kemudian ditanya soal keakuratan data buktinya, Kamaruddin menjawab kalau datanya yang dikeluarkannya selama ini, itu 99,9 persen. 


Mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo. (ist)

“Contoh misalnya ada aliran dana dari tanggal 11 Juli 2022, dari rekening almarhum ke rekening daripada tersangka. Itu kan saya ketemu Kabareskrim, dan saya diterima Kabareskrim sama Dirtipedeksus dan dirtipidum,” imbuhnya.

Kemudian saat pertemuan itu, ia  pertanyakan soal mengapa ada aliran dana dari rekening orang mati. Kemudian hal yang dipertanyakannya itu, ia katakan dibenarkan Dirtipedeksus dan Dirtipidum di ruangan Kabareskrim bahwasnya dibenarkan oleh PPATK.

"Berartikan akurat dong," katanya.

Benar Irjen Ferdy Sambo LGBT?

Bekas pengacara Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, Deolipa Yumara angkat bicara terkait kasus pembunuhan Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang turut menyeret Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka, hingga berani singgung soal LGBT, Selasa (23/8/2022).

Dalam tayangan YouTube channel Karni Ilyas Club, acara yang dipandu Karni Ilyas itu, Deolipa Yumara bercerita seputar kasus kematian Brigadir J yang turut membuat mantan kliennya, Bharada E menjadi tersangka bersama Irjen Ferdy Sambo.


Host Karni Ilyas Club, Karni Ilyas dan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara. (Capture YouTube Channel Karni Ilyas Club)

Menurut pengakuan Deolipa Yumara, saat itu ia mendapat tawaran dari rekan polisi, Kanit Doktor Suradi untuk menangani kasus kematian Brigadir J sebagai kuasa hukum Bharada E.

Pada awalnya, kata Deolipa, dia mengaku tak mengikuti kasus kematian Brigadir J yang melibatkan Bharada E itu.

"Saya dijemput Kasubdit dan Kanit Doktor Suradi, katanya gini 'udah lu nanganin perkara ya'. Jujur aja, saya awalnya enggak ngikutin kasus itu," kata Deolipa Yumara, Kamis (18/8/2022).

Berkat bujukan Kanit Doktor Suradi, akhirnya Deolipa Yumara bersedia menangani kasus dan berperan sebagai kuasa hukum Bharada E.

Singkat cerita, Deolipa Yumara diminta untuk datang ke Mabes Polri.

Menurut Deolipa Yumara, saat tiba di lantai 4, di ruangan Bareskrim, dia sempat tak diperbolehkan masuk oleh sejumlah anggota Brimob yang berjaga di depan ruangan Bareskrim.

"Di lantai 4 mau masuk ke Bareskrim, Brimob banyak. Saat saya bilang saya mau masuk, justru saya dicegat. Dia bilang 'Bang kami koordinasi dulu ke dalam'. Aku bilang, aku kan mau masuk, aku kan orang dalam. Namun kemudian ada rekan saya yang menyuruh saya masuk ruangan, lalu saya bilang ke poara Brimob itu, 'tuh kan ane bilang jug apa, ane kan pangkatnya Jenderal di sini mah' iya Jenderal bodong," ujar Deolipa Yumara.


Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara. (Capture YouTube Karni Ilyas Club)

Ketika masuk ke ruangan Bareskrim, dia bertemu dengan Doktor Suradi dan diminta untuk menangani kasus, sebagai kuasa hukum Bharada E.

Adapun Deolipa Yumara mengaku dibekali dokumen-dokumen lengkap terkait kasus kematian Brigadir J untuk dipelajari sebelum menjadi kuasa hukum Bharada E.

"Doktor Suradi bilang 'Saudaraku, ini karena saudaraku belum tahu persoalannya detail, ini aku kasih semua dokumen-dokumen, semua rekaman CCTV' di sini, di situ semua dibuka. Dokumen dibuka, CCTV dibuka, aku tanya kan, 'ini perkara apa bos, Sambo? Oh Bang**t 303," katanya.

Setelah ditunjuk untuk menjadi kuasa hukum Bharada E, tibalah Deolipa Yumara menemui Bharada E.

Saat itu, kata Deolipa, Bharada E tengah berada di sebuah ruangan yang dijaga oleh beberapa anggota Brimob.

Kemudian saat masuk ke ruangan yang dimaksud, Deolipa pun melihat Bharada E yang sedang tidur.

"Kerr..kerr.. heh bangun! Setelah itu saya bilang, oke lu pakai gua untuk jadi kuasa hukum, ayo kita berdoa dulu. Nah kita berdoa panjang, Haleluya, Amin.
Setelah selesai berdoa dia (Bharada E) tenang. kemudian saya ajak dia dengerin lagu rohani," ujar Deolipa Yumara.

Kemudian Deolipa pun mulai perbincangannya bersama Bharada E dengan menanyakan ada apa sebenarnya.

Kemudian Bharada E menyebut bahwa di kepalanya ada dua skenario.

"Berarti masih ada setannya. Skenario pertama itu yang dicuci otak oleh Kadiv Propam," ujar Deolipa.

Cerita Soal LGBT, Apa Maksudnya?

Tiba-tiba di tengah pembicaraannya bersama Karni Ilyas, Deolipa Yumara justru membeberkan soal adanya dugaan Irjen Ferdy Sambo adalah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).


Sosok Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J. (ist)

"Cerita dikit, LGBT. Semua ini enggak ada yang LGBT kecuali si psikopat. L-nya hilang, G-nya hilang, T-nya hilang, tinggal B. Nah B (Biseksual) itulah Sambo (Irjen Ferdy Sambo)," kata Deolipa Yumara.

Bahkan Deolipa secara blak-blakan di hadapan Karni Ilyas menyebut bahwa Biseksual bisa dengan perempuan, tapi bisa juga dengan laki-laki.

"Dia itu bisa sama laki-laki, bisa juga dengan perempuan. Bisa selingkuh dengan pria, bisa selingkuh dengan perempuan," kata Deolipa Yumara.

Kembali ke perbincangannya soal skenario kematian Brigadir J, Deolipa menyebut bahwa Bharada E dipaksa atasannya untuk memainkan skenario pertama yakni tembak menembak.

"Skenario tembak menembak itu dibuat agar pada akhirnya bisa SP3 dengan modus pembelaan. Tapi saya bilang ke Bharada E 'lu kosongin dulu tuh pikiran lu' akhirnya dia menuliskan apa yang terjadi," kata Deolipa Yumara.

Kembali ke persoalan LGBT, Bharada E diminta menceritakan sosok Brigadir J yang sebenarnya, terkait adanya dugaan bahwa Irjen Ferdy Sambo, kata Deolipa Yumara, merupakan seorang biseksual

"Si Yosua dia gimana gay bukan dia? Bharada E bilang dia bukan gay, soalnya selama tanggal 2 sampai 7 Juli bersama saya' Lalu aku tanya lagi, transgender bukan? 'Bukan dia kan bukan banci', Nah si Yosua biseksual bukan? Bukan karena dia mesra banget sama pacarnya. Nah, jadi Yosua itu sayang banget sama pacaranya (Vera Simanjuntak)," kata Deolipa.


Sosok Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J bersama sang kekasih, Vera Simanjuntak. (ist)

Justru Kuat Maruf atau KM, kata Deolipa yang menjadi titik sumber persoalan kasus kematian Brigadir J.

Deolipa mengatakan bahwa Kuat Maruf adalah pengikut keluarga Irjen Ferdy Sambo asal Brebes yang sudah lama bekerja bersama keluarga Sambo.

Menurut Deolipa, ada kemungkina bahwa Kuat Maruf bertengkar dengan Brigadir J karena sesuatu masalah.

"Mungkin dia ada senggolan soal emosional dengan Brigadir J atau Yosua, sifatnya personal. Tapi bukan urusan cinta. Kuat Maruf ini dia diduga punya dendam," kata Deolipa.

Kemudian Karni Ilyas bertanya kepada Deolipa, mengapa menuduh Irjen Ferdy Sambo ada kaitannya dengan LGBT?


Host acara Karni Ilyas Club, Karni Ilyas. (Capture YouTube Karni Ilyas Club)

"Kenapa Anda menuduh dia (Irjen Ferdy Sambo) sebagai biseksual?," kata Karni Ilyas.

Menurut Deolipa, alasannya menyebut bahwa ada kaitannya LGBT dengan Irjen Ferdy Sambo adalah sumber dari rekannya di kepolisian itu, yakni Kanit Doktor Suradi.

"Ketika si Pak Doktor Suradi bilang, Lip, Saudaraku, ini ada potensi LGBT, artinya intelejen sudah jadi. Pernyataan Suradi sudah saya pegang, yaitu LGBT. Saya cuma punya kesimpulan di awal semua pelakunya ya LGBT," kata Deolipa.

Di ujung ceritanya kepada Karni Ilyas, Deolipa menyebut bahwa dia sepakat dengan Kabareskrim soal penyebab kematian Brigadir J.

"Akhirnya saya sepakat dengan Kabareskrim, bahwa hanya Tuhan, hanya Kuat maruf, hanya Ricky (Brigadir RR), hanya Putri Candrawathi, dan hanya Yosua (Brigadir J) yang tahu soal apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kemungkinan adalah karena Yosua mati, kan konspirasi mereka bertiga. Mereka bertiga akhirnya dibikin skenario, oleh si mantan Kadiv Propam (Irjen Ferdy Sambo), si psikopat itu. (aag/put/abs)

Jangan Lupa Tonton dan Subscribe YouTube Tvonenews.com:

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Kabar Baik, Para Santri Pesantren bakal Dapat Beasiswa Non Degree selama 4-6 Bulan dari Kemenag

Kabar Baik, Para Santri Pesantren bakal Dapat Beasiswa Non Degree selama 4-6 Bulan dari Kemenag

Kemenag mempersiapkan program beasiswa non-degree untuk para santri pesantren selama 4-6 bulan sebagai bentuk upaya peningkatan kompetensi era dunia digital.
Usai Dibela JK di Persidangan, Karen Agustiawan: Kita Membawa Fakta!

Usai Dibela JK di Persidangan, Karen Agustiawan: Kita Membawa Fakta!

Terdakwa kasus korupsi pembelian liquefied natural gas eks Dirut Pertamina, Galaila Karen Agustiawan mengatakan persidangan hari ini pihaknya ungkapkan fakta
Dua Kabupaten di Sulsel Akan Diwarnai Dengan Pendaftar Perseorangan pada Pilkada 2024

Dua Kabupaten di Sulsel Akan Diwarnai Dengan Pendaftar Perseorangan pada Pilkada 2024

Dua kabupaten memenuhi syarat dalam mengajukan pendaftar calon perseorangan untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, yakni Kepulauan Selayar dan Pinrang.
PDIP Buka Suara soal Usulan Money Politic Dilegalkan di Pemilu dan Pilkada

PDIP Buka Suara soal Usulan Money Politic Dilegalkan di Pemilu dan Pilkada

PDIP buka suara ihwal anggota dewan dari partainya yang mengusulkan agar praktik politik uang atau money politic di Pemilu dan Pilkada dilegalkan.
Jasa Raharja Ungkap Kolaborasi Kunci Kecepatan Santunan Korban Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang

Jasa Raharja Ungkap Kolaborasi Kunci Kecepatan Santunan Korban Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang

Jasa Raharja telah menyerahkan santunan kepada 11 ahli waris dari korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana, Depok yang terguling di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).
Wow! 50.000 Tiket Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ludes Terjual dalam Waktu 12 Jam

Wow! 50.000 Tiket Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ludes Terjual dalam Waktu 12 Jam

Timnas Indonesia dijadwalkan akan melakoni dua laga pamungkas putaran kedua menghadapi Irak dan Filipina pada 6 dan 11 Juni mendatang.
Trending
Ayah Vina Sebut Anaknya Belum Bisa Masuk ke Pintu Karena Behel, Rambut Sambung dan Softlens: Setelah Semua Dicabut Dia Bisa Masuk

Ayah Vina Sebut Anaknya Belum Bisa Masuk ke Pintu Karena Behel, Rambut Sambung dan Softlens: Setelah Semua Dicabut Dia Bisa Masuk

Ayah Vina menyebut anaknya belum bisa masuk ke dalam pintu. Ayah Vina mengetahui hal ini ketika Vina merasuki Linda.
Pantas Como 1907 Tolak Datangkan Thom Haye, Tak Disangka Ternyata Pemain Incarannya Berlabel Kelas Dunia

Pantas Como 1907 Tolak Datangkan Thom Haye, Tak Disangka Ternyata Pemain Incarannya Berlabel Kelas Dunia

Pantas gelandang Timnas Indonesia Thom Haye tak dilirik, Como 1907 ternyata menargetkan pemain kelas dunia di bursa transfer musim panas.
Bukan Shin Tae-yong, Sosok Tak Asing Bagi Timnas Indonesia Ini Justru Akui Dapat Tawaran Latih Korea Selatan

Bukan Shin Tae-yong, Sosok Tak Asing Bagi Timnas Indonesia Ini Justru Akui Dapat Tawaran Latih Korea Selatan

Kontrak Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia sedianya selesai pada Desember 2023 lalu. 
Terungkap Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon dan Eky setelah 8 Tahun Berlalu Masih Berkeliaran, Polda Jabar Sebut Ciri-cirinya

Terungkap Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon dan Eky setelah 8 Tahun Berlalu Masih Berkeliaran, Polda Jabar Sebut Ciri-cirinya

Sosok Pegi alias Perong tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky masih berkeliaran sejak tahun 2016 silam. Polda Jabar pun mengungkapkan ciri-cirinya dan
Tukang Sate Bak 'Malaikat Petunjuk' Pembunuhan Vina Cirebon, Berani Bongkar Markas Pelaku yang Sedang Tepar Pesta Miras  Vina: Sebelum 7 Hari, Vina, pembunuhan, pemerkosaan

Tukang Sate Bak 'Malaikat Petunjuk' Pembunuhan Vina Cirebon, Berani Bongkar Markas Pelaku yang Sedang Tepar Pesta Miras Vina: Sebelum 7 Hari, Vina, pembunuhan, pemerkosaan

Kisah Vina yang menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan oleh geng motor di Cirebon pada 2016 silam kembali menjadi pembicaraan hangat.
Legenda Thailand Blak-blakan Sebut Program Naturalisasi Timnas Indonesia Tak akan Sukses

Legenda Thailand Blak-blakan Sebut Program Naturalisasi Timnas Indonesia Tak akan Sukses

Pelatih asal Thailand, Witthaya Laohakul menilai kesuksesan Timnas Indonesia dalam beberapa turnamen terakhir tidak akan bertahan lama.
Hotman Paris Turun Gunung Beri Petunjuk soal Lokasi Persembunyiaan Egy Otak Pelaku Pembunuhan Vina di Cirebon: Mohon Pak Kapolda..

Hotman Paris Turun Gunung Beri Petunjuk soal Lokasi Persembunyiaan Egy Otak Pelaku Pembunuhan Vina di Cirebon: Mohon Pak Kapolda..

Pengacara Hotman Paris Hutapea turun gunung mengawal kasus pembunuhan Vina di Cirebon yang terjadi delapan tahun lalu pada tahun 2016 yang kembali mencuat ke permukaan setelah diangkat ke layar lebar dengan judul Vina: Sebelum 7 Hari.
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
Kabar Petang
Selengkapnya