Catatan Ecep Suwardaniyasa, Pemimpin Redaksi tvOnenews.com
SALAH satu kemewahan sebagai jurnalis yang patut saya syukuri adalah saya masih bekerja dan turun ke lapangan, mengolah, menelusuri, menghubung-hubungkan fakta, lalu kemudian menulis kesimpulan awal atas peristiwa-peristiwa yang didapat.
Dengan sikap kritis, saya menganalisa kembali, menkonfrontir kesimpulan awal dengan narasumber-narasumber kunci di lapangan. Begitulah, saya percaya bahwa jurnalisme bekerja, sesuatu yang sayangnya sekarang semakin sedikit pengikutnya.
Kata guru-guru saya, jurnalisme dimulai pertama-tama adalah soal kaki, baru kepala. Artinya profesi ini sebenarnya mengandalkan kekuatan kaki, stamina, daya tahan, kekuatan berjibaku di lapangan. Setelah verifikasi di lapangan, barulah menulis depan laptop yang mengandalkan isi kepala.
Karena itu, saya senang sekali ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) mengajak saya menginvestigasi peredaran narkoba di daerah paling panas di kawasan ASEAN: Selat Malaka. Mengikuti dan menikmati proses, saya cukup sabar bergabung dengan tim di lapangan.
Ini sebuah kenikmatan lama, mengingat kembali jurnalisme investigasi yang pernah saya geluti. Saya menyaksikan bagaimana anggota BNN mengendap-ngendap di dalam dak kapal, tidur dengan gelisah, mengamati dan menginterogasi awak Kapal Motor Sea Dragon Tarawa di tengah laut.
Load more