tvOnenews.com - Timnas Indonesia akan menjamu Burundi di uji coba internasional FIFA Matchday di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi pada Sabtu (25/3/203) dan Selasa (28/3/2023).
Ketika PSSI mengumumkan Burundi akan menjadi lawan Indonesia, banyak orang yang tentu masih asing dengan negara di kawasan Afrika tersebut.
Federasi sepak bola Burundi terbentuk pada 1962 dan bergabung di bawah naung Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) dan FIFA pada tahun 1972.
Timnas Burundi dibentuk pada 1971 dan memainkan pertandingan internasional resmi pertamanya pada ajang kualifikasi Piala Afrika 1976 dengan mengalahkan Somalia 2-0.
Burundi tercatat kerap gagal untuk mentas di Piala Afrika dan Piala Dunia hingga pada 2019, The Swallows berhasil tampil di putaran final Piala Afrika, meski hanya mampu mencapai fase grup.
Pada fase kualifikasi Piala Afrika 2019, Burundi tercatat mampu menduduki peringkat kedua Grup C dibawah Mali setelah mengumpulkan 10 poin dari total enam pertandingan.
Selanjutnya pada putaran final Piala Afrika 2019, Burundi tergabung di Grup B berasam Madagaskar, Nigeria dan Guinea.
Menghadapi tim-tim yang di atas kertas lebih kuat, Burundi benar-benar tidak bisa berbuat banyak usai menduduki posisi juru kunci Grup C usai takluk dari 0-1 dari Nigeria dan Madagaskar, serta 0-2 dari Guinea.
Timnas Burundi tercatat kini menduduki peringkat 141 FIFA dan capaian tertinggi mereka adalah tempat ke-96 pada Agustus 1993 silam, sedangkan peringkat terburuknya adalah ketika Juli 1998 ketika menempati peringkat 160.
Saat ini, Timnas Burundi ditangani oleh pelatih Etienne Ndayiragije dan sudah menangani tim sejak 25 Januari 2023 lalu.
Menariknya, Timnas Indonesia akan menjadi laga resmi pertamanya. Burundi pun menyiapkan 23 pemain yang rata-rata bermain di berbagai klub asal Benua Afrika.
Terdapat enam pemain Burundi yang berkarier di luar benua Afrika yaitu bek Christophe Nduwarugira yang membela klub kasta kedua Liga Portugal Academico Viseu dan Marco Weymans yang membela Beerschot, klub kasta kedua Liga Belgia.
Pada sektor lini tengah terdapat nama Jospin Nshimirimana yang bermain bersama klub kasta kedua Liga Turki Yeni Malatyaspor.
Selanjutnya ada nama Pacifique Niyongabire yang membela klub Kanada Valour FC, Bienvenue Kanakimana yang bermain untuk MFK Vyskov, klub kasta kedua Republik Ceska dan tentu Saido Berahino yang kini bermain untuk AEL Limassol di kasta pertama Liga Siprus.
Khusus untuk nama Berahino, tentu publik sepak bola Indonesia tidak akan terlalu asing karena pemain berusia 29 tahun tersebut memiliki pengalaman bermain di klub-klub Liga Premier Inggris seperti West Browich Albion dan Stoke City.
Selain itu, Berahino juga tercatat pernah membela timnas Inggris di level junior sejak 2008 hingga 2015, namun pada akhirnya ia memilih untuk membela Burundi di level senior.
Dok. Instagram/Timnas Burundi
Selain menjalankan pertandingan FIFA Matchday menghadapi skuad asuhan Shin Tae-yong, Burundi juga memiliki misi lain untuk dijalankan.
Kapten Timnas Burundi Saido Berahino mengatakan ia beserta rekan setimnya berkeinginan untuk memberi pesan bahwa Burundi sudah banyak berbenah dan menjadi negara yang banyak berkembang.
Diketahui dibanding sepak bolanya, Burundi lebih dikenal dengan perang saudara dan citra itu akan berusaha diubah secara perlahan-lahan.
"Jika kita sekarang ke Burundi, maka sudah ada banyak perubahan. Terjadi perkembangan. Sebagai pesepakbola, saya bangga mewakili negara saya," ungkap Sadio.
"Saya bangga dengan negara saya dan sekarang rasanya bagus untuk pergi ke benua lain. Jadi orang-orang bisa tahu mengenai kami, bukan hanya negara perang, kami lebih dari itu. Menurut saya orang-orang dapat melihat seperti apa Burundi pada besok," sambungnya.
(ant/hfp)
Load more