Medan, Sumatera Utara - Tenaga kesehatan yang menyuntikkan Vaksin kosong kepada dua siswa SD di medan, Sumatera Utara meminta maaf. Hal itu disampaikan sang dokter di tengah penyelidikan yang masih dilakukan oleh Polda Sumatera Utara dan Polres Belawan.
Tampak dalam sebuah video yang belakangan ini viral, seorang tenaga kesehatan tengah menyuntikan jarum yang seharusnya berisi vaksin Covid-19. Namun, terlihat sebelum disuntikkan pendorong jarum sudah berada diposisi disuntikkan.
Akibatnya siswa penerima vaksin sama sekali tidak mendapatkan injeksi vaksin Covid-19. Kasus ini lalu ditangani Polda Sumatera Utara dan Polres Belawan.
Dalam kesempatan konferensi pers tadi salah satu dokter penyuntik vaksin dan seorang perawat dihadirkan polisi. Dokter G terduga penyuntik vaksin kosong menyampaikan permintaan maafnya.
“Kepada pihak Polri, kepada masyarakat, kepada SD negeri Medan saya meminta maaf atas kekhilafan yang telah saya perbuat ini,” ucap Dokter G, saksi penyuntik vaksin kosong.
Saat ini status hukum Dokter G dan Perawat W masih saksi. Polisi hingga saat ini masih melakukan penyelidikan. Dari hasil pemeriksaan sejumlah tenaga kesehatan, 460 siswa menerima vaksin dari 500 dosis vaksin yang tersedia di salah satu sekolah dasar di Medan Labuhan tersebut.
Ratusan limbah suntik saat ini telah dikumpulkan dari sana untuk diperiksa. Terkait hal tersebut polisi menggandeng Ikatan Dokter Indonesia Sumatera Utara.
“Ini masih tahap penyelidikan dan kita memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa ini tetap berproses kami tetap menggandeng dari pihak IDI untuk menindaklanjuti video yang viral itu,” kata Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja.
Peristiwa penyuntikan vaksin kosong ini terjadi pada tanggal 17 Januari 2022 peristiwa terjadi di SD Dokter Wahidin Medan Labuhan. Dalam sebuah video yang kemudian viral disebutkan bahwa seluruh anak penerima vaksin tidak mendapatkan vaksin yang semestinya. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan menduga hanya dua siswa yang diduga tak mendapatkan vaksin. (adh)