Jakarta - Pihak kepolisian kembali memberi penjelasan seputar tudingan gas air mata sebagai salah satu penyebab banyak jatuhnya korban jiwa dalam penanganan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut, berdasarkan pernyataan para ahli tidak ada satupun korban meninggal dunia maupun luka-luka dalam tragedi maut Kanjuruhan yang disebabkan oleh gas air mata.
Mengutip pernyataan sejumlah ahli, Dedi juga mengungkapkan korban meninggal karena kehabisan oksigen usai berdesakan bukan karena menghirup gas air mata. Ia juga menambahkan bahwa gas air mata dinilai tidak mematikan dalam kadar tinggi sekalipun.
Dedi menjelaskan, pada prinsipnya gas air mata hanya menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan sistem pernafasan. Namun dampak itu akan hilang dengan sendirinya serta tidak menimbulkan efek yang fatal.
Terkait kabar penggunaan gas air mata kadaluarsa justru membenarkan hal tersebut. Menurutnya, justru efektivitas gas air mata jadi berkurang karena zat kimia di gas air mata itu sudah kadaluarsa.
Tragedi maut di Stadion Kanjuruhan hingga saat ini tercatat sudah menewaskan 132 orang setelah para penonton Laga Arema FC versus Persebaya berdesakan setelah panik berlarian menuju pintu stadion akibat ditembaki gas air mata di lapangan dan tribun penonton. (ayu)