Jakarta - Tingkat kematian perawat Di indonesia akibat Covid-19 sudah mencapai 20 persen. Tingkat kematian perawat yang mencapai 20 persen ini jauh di atas ambang batas ‘case rate’ dari WHO yakni sebesar lima persen.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Timur, Profesor Nursalam mengatakan faktor penyebab utama tingginya tingkat kematian perawat di Indonesia akibat membeludaknya jumlah pasien Covid-19 yang tidak seimbang dengan jumlah perawat.
“Dengan banyaknya kasus yang ada, karena banyak pasien yang datang ke rumah sakit karena Covid, juga memenuhi IGD. Di satu sisi, kapasitas dan jumlah perawat terbatas,” kata Nursalam.
Melihat kondisi saat ini dimana kasus COVID-19 yang kembali melonjak, membuat PPNI khawatir. Karena semakin bertambah banyaknya pasien COVID-19, otomatis tenaga perawat yang dibutuhkan juga bertambah.
Adanya penambahan ruangan maupun rumah sakit baru sebagai tempat rujukan pasien Covid-19 tentu membutuhkan tambahan perawat. Saat ini yang dapat dilakukan adalah dengan merekrut relawan, padahal tenaga relawan tentu tidak memiliki pengalaman menangani pasien Covid-19.
Sementara ruangan baru yang dibuka untuk merawat pasien COVID-19, juga dinilai kurang memenuhi persyaratan. Sehingga hal ini semakin rentan terjadinya penularan COVID-19. Kondisi semakin diperparah dengan antrian pasien COVID-19 yang banyak terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Nursalam pun mengimbau kepada para perawat yang saat ini tengah berjibaku dengan pasien COVID-19 untuk lebih disiplin lagi menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya, lanjut Nursalam, juga meminta agar shift para perawat tersebut bisa lebih diperpendek agar tak terjadi kelelahan yang dapat mempermudah tertular Covid-19.
PPNI Jatim mencatat per 3 Januari 2021 sebanyak 1.953 perawat terpapar COVID-19, dimana 58 di antaranya meninggal dunia.
Surabaya menjadi kota penyumbang terbanyak perawat yang meninggal karena paparan COVID-19 sebanyak 17 perawat, disusul Sidoarjo 4 perawat, dan Sumenep 3 perawat. “Di bulan Desember 2020 kemarin menjadi yang terbanyak perawat yang meninggal karena COVID-19, yakni 18 perawat," lanjut Nursalam.
Awal tahun ini, perawat Rumah Sakit Bunda Surabaya, Endro Margono meninggal dunia hari minggu lalu setelah sepuluh hari berjuang melawan Covid-19. Kemudian tenaga kesehatan RSUD Jombang, Udin Prasetyo mengembuskan nafas terakhirnya dini hari tadi. (ito)
(Lihat Juga: Pemerintah alokasikan anggaran bansos Rp110 triliun sepanjang 2021)