Periksa 19 Saksi, Polisi Tepis Korban Mahasiswa Unud Bunuh Diri karena Bullying
- tim tvone - aris wiyanto
Denpasar, tvOnenews.com - Penyelidikan kasus kematian mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugerah Saputra, perlahan menemukan titik terang. Setelah memeriksa sebanyak 19 orang saksi dari kalangan dosen dan teman dekat korban, kecil kemungkinan korban yang bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 Gedung FISIP itu mengalami perundungan (bullying) semasa di kampus.
Kapolsek Denbar Kompol Laksmi Trisnadewi menjelaskan, sebanyak 19 saksi dari pihak dosen, security, mahasiswa, termasuk orang tua Timothy telah dimintai keterangan terkait pendalaman kasus tersebut.
Dari hasil keterangan para saksi dosen dan sahabatnya, mahasiswa semester VII Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud ini dikenal sebagai mahasiswa yang pintar dan memiliki prinsip yang kuat di kampus, sehingga teman-temannya segan terhadapnya.
Dari keseharian di kampus, teman-temannya juga memandang sangat kecil kemungkinan Timothy menjadi korban perundungan.
"Karena korban ini orang yang berprinsip sekali, jadi bukan tipe gampang dibully, itu pengakuan beberapa saksi yang kami mintai keterangan," jelas Kompol Laksmi Trisnadewi W.
Adanya pembullyan terhadap korban baru terjadi setelah korban meninggal pada Rabu 15 Oktober 2025, yang dibuktikan dengan adanya chat grup WhatsApp oleh sejumlah mahasiswa yang tersebar di media sosial.
"Kalau untuk sebelum kejadian itu, bahkan sahabatnya mengatakan kecil sekali kemungkinannya (korban bullying)," katanya.
Sedangkan berdasarkan olah TKP, dari rekaman CCTV yang berada di lobi kampus terlihat Timothy datang sendiri ke lantai 4. Kemudian ada saksi yang melihat korban keluar sendiri dari lift di lantai 4 dan duduk di lokasi terakhir dengan ditemukannya tas dan sepatu milik korban.
Saksi juga melihat korban sedang membuka sepatu di lokasi kejadian, namun tidak ada yang melihat langsung korban jatuh atau sengaja melompat. Terlebih CCTV yang berada di area lantai 4 mengalami kerusakan sejak tahun 2023.
"Tetapi tidak ada saksi yang melihat langsung pada saat korban melompat," ujarnya.
Polisi juga menyingkirkan adanya unsur kesengajaan atau kecelakaan (terpeleset). Kompol Laksmi Trisnadewi menyebut kemungkinan jatuhnya korban bukan karena terpeleset. Hal ini karena di setiap lantai gedung terdapat serambi lantai atau balkon yang dilindungi dengan tembok pembatas dan kursi.
Load more